September
Setelah prosesi pendaftaran pasangan kandidat capres-cawapres, momen pengundian nomor urut juga menyedot perhatian publik. Pasangan Jokowi - Ma'ruf Amin mendapat nomor urut 01, sedangkan pasangan Prabowo-Sandiaga Uno dengan nomor urut 02.
Oktober
Pada 3 Oktober 2018, masyarakat dihebohkan dengan kabar Ratna Sarumpaet yang mengaku menjadi korban penganiayaan di Bandung. Belakangan, ketahuan, Ratna menyatakan bahwa ia tidak pernah dianiaya. Hoax Ratna Sarumpaet ini menggoyang kubu Prabowo.
Prabowo pun sampai minta maaf ke publik soal hoaks Ratna Sarumpaet. Sebab, Prabowo melakukan konfrerensi pers dan menyatakan percaya, empati, dan reaksioner terkait hoax penganiayaan babak belur wajah Ratna Sarumpaet yang belakangan diakui hanya bekas operasi plastik.
Oktober juga menyuguhkan drama saling serang dan sindir dari kedua kubu di pilpres 2019. Pasalnya, bulan tersebut memasuki masa kampanye. Mulai dari pidato yang cukup menghebohkan seperti pidato Prabowo "make Indonesia great again". Kemudian pidato Jokowi yang menyinggung "Game of Thrones" dan sebutan politisi sontoloyo. Juga politik dapur ala Sandiaga Uno tempe setipis ATM dan chicken rice.
November
Menjelang penghujung tahun, pernyataan Prabowo juga membuat sensasi, yaitu "Tampang Boyolali", pada 5 November 2018. Ada juga pidatonya yang mengatakan: Tamat SMA jadi tukang ojek.
Penggunaan diksi yang kontroversial juga dilakukan Jokowi. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menyebut "politisi Genderuwo" dalam pidatonya. Ia juga mengungkapkan kekesalannya karena empat tahun difitnah hingga keluar kalimat: Ingin saya tabok.
Isu politik tak kalah menariknya yakni memecah kebuntuan politik PKS menawarkan Janji politik akan hapus pajak motor dan berlakukan SIM seumur hidup. Janji politik PKS dalam rangka memenangkan hati rakyat.
Desember
Awal bulan ini, sorotan tertuju pada Reuni 212 yang digelar di Monas. Meski acara tersebut bertajuk pemersatu umat, Imam Besar Front Pembela Islam Rizieq Shihab menyinggung soal Pemilihan Presiden atau Pilpres. Ia meminta massa untuk memilih presiden dan wakil hasil Ijtima Ulama. Rizieq memang tidak menyebut nama namun Calon Presiden pilihan Ijtima Ulama adalah Prabowo dan Sandiaga.
Selanjutnya isu yang tak kalah bising-nya yaitu wacana TKN Prabowo - Sandiaga pindah ke Jawa Tengah. Turbulensi politik meninggi terkait pindahnya posko Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi ke Jawa Tengah. Isu ini sempat mengusik kandang Banteng (PDI Perjuangan).
Menurut Pangi, keputusan tersebut karena BPN Prabowo-Sandi sedang melakukan penetrasi dan ekspansi ke jantung lawan. "Saya pikir ini adalah sesuatu yang normal, Prabowo-Sandi sedang berupaya memperkecil ketimpangan (margin atau gap) elektoral khususnya di Jawa Tengah," katanya.