Mei
Kabar menghebohkan di bulan Juni terjadi di lingkungan Istana setelah Presiden Jokowi mengangkat politikus Partai Golkar Ali Mocthar Ngabalin sebagai Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden pada 22 Mei 2018. Padahal, Ngabalin sebelumnya banyak mengkritik pemerintahan Jokowi.
Pada pemilihan presiden 2014, Ngabalin terdaftar sebagai Direktur Politik Tim Kampanye Nasional pasangan Prabowo-Hatta. Selain itu, Ngabalin juga ikut demonstrasi besar Aksi Bela Islam yang menuntut Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dipenjara. Demonstrasi ini dikenal pula sebagai Aksi 411.
Juni
Bulan ini menjadi penting karena ada gelaran Pilkada Serentak 2018. Total ada 171 kabupaten kota dan tujuh provinsi yang ikut ambil bagian dalam Pilkada yang digelar pada 27 Juni. Yang menarik ada beberapa daerah di mana calon kepala daerah harus bertarung melawan kotak kosong seperti di Makassar.
Juli
Pada 4 Juli 2018, sebuah foto menampilkan dukungan mantan Gubernur NTB, Tuan Guru Bajang Zainul Majdi, terhadap Jokowi tersebar melalui aplikasi perpesanan dan media sosial. Dalam foto itu, tampak foto TGB dan Jokowi, disertai tulisan "Kemaslahatan bangsa, umat, dan akal sehat jadi pertimbangan. Beliau layak dan pantas diberi kesempatan dua periode. TGB, Jakarta, 4 Juli 2018.
TGB yang pada Pilpres 2014 mendukung Prabowo Subianto mengatakan ingin memberikan kesempatan kepada Jokowi dalam Pilpres 2019 agar bisa merampungkan program-programnya. "Saya merasakan tidak cukup lima tahun mengeksekusi keutuhan visi misi program. Jadi butuh waktu yang relatif cukuplah, dua periode," kata TGB kepada Tempo, Kamis, 5 Juli 2018.
Agustus
Di bulan ini, sorotan publik jatuh kepada Jokowi yang memilih Ma'ruf Amin sebagai pendampingnya dalam Pilpres 2019. Padahal, sebelumnya nama Mahfud MD bakal digadang -gadang sebagai calon kuat pendamping Jokowi. Sementara itu, Prabowo Subianto memilih Sandiaga Uno.
Pada waktu bersamaan, insiden lainnya cukup menghebohkan dan memantik polemik sejagat raya, yaitu soal politisi "kardus" yang dilontarkan politikus Demokrat, Andi Arief, pasca penetapan pasangan Prabowo - Sandiaga. Ini cukup menjadi perbincangan hangat, dalam cuitannya di Twitter, Andi menggunakan istilah 'Jenderal Kardus' soal pernyataan mahar.