TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat politik dari Voxpol Center Research, Pangi Syarwi Chaniago, mengatakan konstelasi politik sepanjang 2018 (Kaleidoskop 2018) termasuk bising dan memekakkan ruang opini publik.
Simak: JK Sebut Ada 3 Daerah Suara Jokowi - Ma'ruf kalah dari Prabowo
"Wajar dan bagaimana tidak, tahun 2018 adalah tahun pemanasan, di mana parpol sudah mendaftar sebagai peserta pemilu, dilanjutkan dengan pendaftaran capres dan cawapres ke KPU dan serta penetapan DPT pilpres, pileg 2019 oleh KPU," kata Pangi kepada Tempo, Rabu, 19 Desember 2018.
Berikut beberapa peristiwa politik sepanjang 2018 yang membuat gaduh:
Januari
Baca Juga:
Di awal 2018, pengumuman politikus Partai Golkar, Bambang Soesatyo, sebagai Ketua DPR cukup mencuri perhatian. Bambang menggantikan Ketua DPR sebelumnya, Setya Novanto, yang terjerat kasus korupsi e-KTP. Bambang Soesatyo dilantik sebagai pimpinan tertinggi DPR pada 15 Januari 2018.
Februari
Ketua BEM UI Zaadit Taqwa memberikan kartu kuning kepada presiden Joko Widodo pada acara Dies Natalis ke-68 UI. Zaadit memberikan peringatan dan evaluasi di tahun keempat pemerintahan Jokowi. Salah satu isu tersebut adalah soal gizi buruk di suku Asmat, isu penghidupan kembali dwifungsi TNI/Polri, serta penerapan peraturan baru organisasi mahasiswa.
Selain, insiden kartu kuning, penetapan nomor urut partai politik peserta pemilu 2019, pada 18 Februari 2018 juga menjadi sorotan. Menurut Pangi, ini menjadi momen maha penting terutama bagi partai baru yang dinyatakan lolos seleksi. Ini langkah awal yang baik bagi parpol baru seperti partai Perindo, PSI, Partai Berkarya, partai Garuda yang dinyatakan resmi lolos sebagai partai peserta pemilu 2019.
Maret
Di bulan ini, hal yang cukup menghentakkan ruang publik soal pidato Prabowo Indonesia Bubar 2030. Pidato yang cukup menghebohkan itu terekam dalam video berdurasi 1 menit 13 detik. Banyak yang mengecam dan banyak yang membela. Bagi kubu inkumben konteks dan makna pidato Prabowo tak pantas dan Prabowo terkesan sebagai pemimpin yang pesimis, bukan membawa harapan.
Bagi kubu oposisi pidato tersebut ditanggapi wajar dan tidak perlu reaksioner meresponnya. Konteks pidato tersebut bahwa bumi, air, kekayaan alam yang ada dalam perut bumi Indonesia belum sepenuhnya berdaulat kita memilikinya, soal nasionalis dan bagaimana Indonesia berdiri di atas kaki sendiri, mandiri dan berdaulat secara politik dan ekonomi.
April
Relawan Jokowi Mania (Jo-Man) mendeklarasikan gerakan tanda pagar atau tagar #2019TetapPresiden di rumah makan Bumbu Desa, Cikini, Jakarta, Sabtu, 21 April 2018. Tagar itu dibuat sebagai tandingan tagar yang sebelumnya telah politikus PKS Mardani Ali Sera, yakni #2019GantiPresiden.