TEMPO.CO, Nduga - Personel TNI di Distrik Mbua, Kabupaten Nduga, Papua, mengklaim tidak ada lagi penembakan atau penyerangan terhadap pos tersebut pascapenyerangan oleh kelompok bersenjata pada awal Desember lalu.
"Hingga kini tidak ada lagi yang serang pos. Kami ada di sini sejak awal Desember," kata Sersan Kepala M Diyan S di Mbua, Kabupaten Nduga, Papua, Selasa, 25 Desember 2018.
Baca: TNI Bantah Gunakan Bom Fosfor di Papua
Pada 1 Desember lalu, kelompok bersenjata menyerang para pekerja Trans Papua di Kabupaten Nduga. Kemudian mereka juga menyerang pos TNI yang berada di Distrik Mbua. Akibat penyerangan itu, 24 pekerja dan satu anggota TNI tewas.
Bersama sejumlah rekan-rekannya, Diyan menjelaskan soal bekas-bekas peluru, lemparan batu, bom molotov serta anak panah saat peristiwa penyerangan Pos Mbua pada 2 Desember lalu hingga menyebabkan gugurnya satu personil TNI. "Jadi, ini bekas-bekas tembakan peluru di pintu pos," katanya sambil menunjukkannya.
Selain pintu pos, pada sejumlah jendela di rumah yang dijadikan Pos TNI di Mbua itu juga tak luput dari aksi serangan oleh kelompok bersenjata. "Kelompok itu juga melemparkan botol berisi bensin atau minyak tanah, untung tidak pecah dan terbakar. Ada juga anak panah, batu dan benda liannya yang dilempar saat itu," kata Diyan.
Baca: TNI-Polri Temukan Tiga Jasad Anggota KKB di Nduga Papua
Diyan yang berasal dari Yonif RK 751/VJS bersama rekan-rekannya pun langsung membangun 'box steling' atau kotak perlindungan dari susunan batu mengeliling rumah yang yang dijadikan sebagai Pos TNI di Mbua.
Selain melakukan pengamanan, Diyan mengatakan pihaknya melakukan sosialisasi dengan warga setempat. "Kami juga bersosialisasi dengan warga setempat, laksanakan komunikasi sosial, karya bakti dan hal lainnya untuk mengajak warga agar tidak takut dengan aksi kekerasan lalu," kata dia.
Saat ini, tim gabungan TNI dan Polri masih melakukan pengejaran terhadap kelompok bersenjata pimpinan Egianus Kogoya dari Organisasi Papua Merdeka. Pada 17 Desember lalu, tim menemukan tiga jenazah yang diduga merupakan anggota kelompok bersenjata.