TEMPO.CO, Bandarlampung - Kepolisian Daerah Lampung menyampaikan jumlah korban meninggal akibat tsunami Selat Sunda di Provinsi Lampung mencapai sebanyak 75 korban.
Baca: Kata BMKG soal Tsunami Selat Sunda Tanpa Peringatan
Berdasarkan data dari Polda Lampung, dari jumlah itu ada 14 korban yang belum teridentifikasi. "Tiga orang dari Dusun Kunjir, empat orang Dusun Laguna, dua orang Dusun Jondong, dan empat orang Dusun Dermaga Bom," kata Kepala Bidang Humas Polda Lampung Komisaris Besar Sulistyaningsih di Lampung pada Senin, 24 Desember 2018.
Sulis mengatakan sebanyak 61 korban yang telah teridentifikasi diantaranya warga Kalianda, desa Way Muli, desa Kunjir, desa Terusan Nunyai, desa Rajabasa, desa Maja, desa Banding, desa Legundi, desa Sukaraja, Tanggamus, desa Way Muli Timur, dan desa Merak Belantung. "Rata-rata korban berumur di atas 50 tahun. Untuk anak-anak di bawah 10 tahun ada sebanyak sembilan orang," kata Sulis.
Baca: 2.500 Orang di Lampung Mengungsi Akibat Tsunami Selat Sunda
Adapun jumlah korban luka-luka, kata Sulis, mencapai 230 orang. Masing-masing terdata di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bob Bazar sebanyak 213 orang, Puskesmas Way Muli enam orang, Puskesmas Sukaraja enam orang, dan Puskesmas Banding lima orang. "Semua korban dirawat di masing-masing rumah sakit dan puskesmas," kata dia.
Sampai hari ini, Badan Nasional Penanggulangan Bencana merilis data bahwa ada 281 korban meninggal, 1.061 luka, 57 hilang dan 11.687 orang mengungsi akibat tsunami Selat Sunda. Gelombang tsunami yang diakibatkan aktivitas vulkanik Gunung Anak Krakatau itu melanda pesisir Banten dan Lampung pada Sabtu malam.