TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan tsunami yang terjadi di pantai-pantai sekitar Selat Sunda di luar perkiraan. Pasalnya tsunami datang tanpa didahului oleh gempa bumi.
Baca: Korban Tsunami di Banten Keluar-Masuk Hutan untuk Amankan Diri
"Ini betul-betul di luar perkiraan dari BMKG (Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika) karena sebelumnya biasanya itu ada gempa terlebih dahulu," kata Jokowi di Hotel Mutiara Carita, Kabupaten Pandeglang, Banten, Senin, 24 Desember 2018.
Menurut Jokowi, fenomena ini berimbas pada kurangnya kesiapan masyarakat dalam menghadapi tsunami. "Memang kami melihat kesiapan masyarakat, kesiapan yang baru berliburan, baik di Pantai Carita ini, juga di Pantai di Labuan, di Tanjung Lesung, di Sumur tidak memiliki kesiapan untuk menghindar," ucapnya.
Meski begitu, Jokowi mengapresiasi kesigapan personel TNI, Polri, dan jajaran pemerintah daerah setempat dalam mengevakuasi korban secara cepat. "Ini patut kita apresiasi, sangat saya hargai," tuturnya.
Seperti diketahui, tsunami menerjang pantai di sekitar Selat Sunda, pada Jumat malam sekitar pukul 21.30. BMKG menyatakan tsunami terjadi akibat erupsi Gunung Anak Krakatau yang bersamaan dengan gelombang pasang saat purnama.
Baca: Minim Bantuan Tsunami Selat Sunda, Kais Mi Instan di Sisa Rumah
Berdasarkan laporan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per hari ini, hingga pukul 07.00 WIB, tercatat 281 orang meninggal dunia, 1.016 orang luka-luka, 57 orang masih hilang, dan 11.687 orang mengungsi.
Jokowi tiba di Banten sekitar pukul 09.47 untuk melakukan peninjauan. Tak lama ia bertemu dengan Gubernur Banten Wahidin Halim, Kapolri Jenderal Tito Karnavian, dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto di Kecamatan Labuan untuk mendengar penjelasan mengenai wilayah mana saja yang terkena dampak tsunami tersebut. Setelah mendapat penjelasan, Jokowi bergegas meninjau korban selamat yang sedang dirawat serta mengecek kesiapan dapur umum yang ada.