TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Lampung Selatan Ketut Sukarte mengatakan satu kapal yang membawa bantuan dan makanan beserta tim evakuasi telah berlayar menuju Pulau Sebesi, Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan. Pulau itu merupakan salah satu pulau terdekat dengan Gunung Anak Krakatau yang sempat terisolir pasca tsunami Selat Sunda pada Sabtu malam, 22 Desember lalu.
"Pagi tadi bantuan diangkut dengan satu kapal membawa makanan dan tim evakuasi sudah menuju ke Sebesi," kata Ketut saat dihubungi Tempo, Senin 24 Desember 2018.
Baca: BPBD Evakuasi 40 Wisatawan yang Terjebak di Pulau Sebesi
Ketut mengatakan pulau dengan penduduk sekitar 2.000 jiwa itu sebelumnya belum bisa dijangkau oleh tim evakuasi. Namun hingga saat ini, jumlah korban dan dampak akibat tsunami di Pulau Sebesi belum diketahui. "Tim gabungan masih di lapangan untuk mengevakuasi," ujarnya.
BPBD, kata Ketut, berencana akan mengevakuasi masyarakat, terutama yang mengalami luka-luka ke Lampung Selatan. "Kami upayakan nanti masyarakat di sana akan evakuasi ke Lampung Selatan dengan satu kapal yang sedang munuju ke Sebesi," kata dia.
Baca: Soal Tsunami Bisa Dipicu Gunung Api, Ini Penjelasan PVMBG
Selain itu, Ketut menyebutkan pagi tadi sekitar 40 wisatawan yang terjebak di Pulau Sebesi sudah bisa dibawa ke dermaga Dermaga Canti di pesisir Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan. Puluhan wisatawan tersebut selamat dan tidak ada yang mengalami luka-luka.
Gelombang tsunami pada Sabtu malam yang menerjang pesisir Banten dan Lampung itu mencapai tiga meter. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika mengatakan tsunami tersebut terjadi akibat erupsi anak Gunung Anak Krakatau sampai gelombang menghempas pesisir Banten dan Lampung. Hingga Senin pagi, data sementara dari Badan Penanggulangan Bencana Nasional, jumlah korban mencapai 281 orang meninggal, 1.016 luka-luka dan 57 hilang. Pulau Sebesi juga sempat terisolasi akibat gelombang tinggi.