TEMPO.CO, Jakarta - Polri menggelar dapur umum untuk para korban tsunami yang melanda Banten dan Lampung. Dapur umum ini berada di Desa Tembong, Kecamatan Carita, Banten.
Baca: Kondisi Kecamatan Sumur, Daerah Terdampak Tsunami yang Terisolasi
Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal Mohammad Iqbal mengatakan, dapur tersebut cukup menyedikan 2 ribu porsi makanan setiap harinya. "Makanan ini diberikan kepada korban bencana tsunami untuk meringankan beban mereka," kata Iqbal melalui keterangan tertulis, Senin, 24 Desember 2018.
Ada tujuh orang yang ditugaskan di dapur umum untuk melayani para pengungsi. Iqbal menuturkan, makanan sementara yang diberikan yaitu berupa nasi, mie instan dan telor. Bantuan makanan ini bersifat sementara sambil menunggu bantuan makanan lainnya.
"Ada 25 dus mie instan, 300 butir telur, beras setiap harinya," kata Iqbal. Selain makanan, Polri juga menyediakan kendaraan yang menyiapkan air minum bersih untuk para pengungsi. Selain menyiapkan bantuan makanan, Polri juga masih melakukan proses evakuasi korban.
Baca: Tiga Pengurus Partai Golkar Bekasi Meninggal dalam Tsunami Anyer
Penanganan darurat terus dilakukan di daerah yang terdampak tsunami di Selat Sunda. Prioritas penanganan darurat saat ini adalah koordinasi, evakuasi, pencarian dan penyelamatan korban, pelayanan kesehatan, penanganan pengungsi, dan perbaikan darurat sarana prasarana yang rusak.
Data sementara yang berhasil dihimpun Posko Badan Nasional Penanggulangan Bencana hingga hari ini, 24 Desember 2018 pukul 07.00 WIB, tercatat 281 orang meninggal dunia, 1.016 orang luka-luka, 57 orang hilang dan 11.687 orang mengungsi.
Sementara data yang dihimpun Polri tercatat ada 240 orang yang ditemukan tewas, dengan rincian 179 korban tewas di wilayah Banten dan 61 korban tewas di wilayah Lampung. Sedangkan untuk korban luka ada 736 orang, dengan rincian 506 orang di wilayah Banten dan 230 di wilayah Lampung. Sementara untuk korban hilang ada 408 orang di wilayah Banten.