TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah warga Kampung Sumur, Pandeglang, Banten mulai mengais barang-barang mereka yang tersisa usai tsunami Banten yang terjadi pada Sabtu malam, 22 Desember 2018. Beberapa warga mengeluhkan banyak barang-barang mereka yang hilang.
"Kemarin malam itu tabung gas saya masih ada, tapi belum sempat dibawa. Eh, pagi ini sudah hilang," kata Dede Lukman, 35 tahun, saat ditemui Tempo di Kampung Sumur, Pandeglang pada Senin siang, 24 Desember 2018.
Baca: Ada Wilayah Terdampak Tsunami Selat Sunda Belum Dapat Bantuan
Nelayan yang rumahnya hancur di pinggir pantai itu mengatakan, dirinya melihat penjarah di malam hari. "Banyak yang ngambilin barang malam-malam," ujarnya.
Beberapa warga lainnya mengatakan hal sama. Terlebih, banyak warga yang masih takut kembali ke rumah karena masih trauma. Sejumlah rumah pun masih ditinggalkan penghuninya.
Baca: Data Sementara, 11.687 Orang Mengungsi Akibat Tsunami Selat Sunda
Namun beberapa warga sudah mulai mendatangi rumahnya untuk mengumpulkan barang-barang mereka yang masih layak pakai. Hasnah, 55 tahun, misalnya, dengan tubuh penuh lebam memunguti baju daster, mukena, piring, sendok, dan berbagai peralatan rumahnya yang masih tersisa, sambil terus beristighfar.
Baca: Kisah Nenek Miah, Cari Rp 100 Ribu di Reruntuhan Pasca-Tsunami
"Astagfirullah, ini mukena, daster saya, lumayan masih bisa dicuci dan dipakai lagi," ujar wanita paruh baya itu saat ditemui Tempo Kampung Sumur.
Pasukan TNI yang turun ke Kampung Sumur tersebut juga turut membantu warga yang mencari barang-barangnya pascaterjadinya tsunami Banten. Ada empat eskavator yang baru tiba ke Kampung Sumur pada pagi tadi dan mengangkat reruntuhan kayu dan tembok rumah yang runtuh.