3. Longsor Bawah Laut
Menurut Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan tsunami Selat Sunda tidak dipicu oleh gempa bumi. Sebab, kata dia, tidak ada aktivitas tektonik yang terdeteksi memicu tsunami.
Simak: Tsunami Selat Sunda Menyisakan Mobil-mobil yang Teronggok
"Kemungkinan tsunami terjadi akibat longsor bawah laut karena pengaruh dari erupsi Gunung Anak Krakatau," ujarnya
Sutopo mengatakan Badan Geologi memang mendeteksi adanya erupsi Gunung Anak Krakatau pada pukul 21.03 kemarin. Erupsi ini menyebabkan peralatan seismograf setempat rusak. Namun, seismik di Stasiun Setung tak merekam adanya getaran tremor dengan frekuensi tinggi.
4. Tidak Ada Peringatan Dini Tsunami
Tsunami Selat Sunda terjadi tanpa ada bunyi sirene atau peringatan dini lainnya. Rachmat Triyono menjelaskan alasan tak ada peringatan dini terkait tsunami Selat Sunda, karena alat yang dimiliki oleh BMKG saat ini hanya untuk melaporkan peringatan dini alias early warning system untuk tsunami yang diakibatkan gempa tektonik saja.
Simak juga: Jokowi Bertolak ke Banten, Cek Penanganan Tsunami Selat Sunda
5. Cuaca cerah saat hari kejadian
Sejumlah saksi mata selamat dari insiden tsunami Selat Sunda ini mengatakan cuaca di sekitar perairan Tanjung Lesung cerah saat hari kejadian. Bahkan ombak di luat pun cenderung tenang. Wisatawan bahkan bisa bermain wahana air di pagi harinya.