Selama dua hari bertahan pasca-tsunami, Miah dan tetangganya saling berbagi makanan. Mereka juga memunguti mi-mi instan yang terabar di antara puing-puing bangunan.
Berhasil Selamat dan Bertahan
Miah selamat dari gulungan ombak. Saat itu, ia tak sedang berada di rumah. "Saya sedang di rumah saudara jauh, bukan di wilayah ini," katanya.
Baca: Jokowi Ajak Slankers Doakan Korban Tsunami Selat Sunda
Ia yakin dirinya bakal menjadi salah satu korban apabila malam saat kejadian berada di rumahnya. Sebab, rumahnya hanya berjarak 300 meter dari bibir pantai.
Tetangga Miah, Onong Rohayati berkisah, orang-orang di sekitar rumahnya berlari menyelamatkan diri ke bukit saat terjadi tsunami. Onong mengungkapkan ombak sempat menyapu tubuhnya. Namun, secara tak sadar, ia terus berlari menjauhi pantai dan melawan gulungan ombak setinggi lebih-kurang 2 meter itu.
Onong, Miah, dan warga Sumur lainnya, kini turun-naik bukit. Mereka tinggal di hutan kalau malam. Belum tampak tenda-tenda pengungsian di kawasan itu. Bantuan logistik pun belum tampak rata menyentuh.