TEMPO.CO, Jakarta - Aliran listrik sejumlah hotel di Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Lesung terputus sebelum tsunami melanda perairan Selat Sunda pada Sabtu malam, 22 Desember 2018. General Manager Beach Hotel Tanjung Lesung, Hendro, 45 tahun, mengatakan listrik padam tak sampai semenit sebelum bencana datang.
Baca: Tsunami Selat Sunda, Relawan Masuk ke Pedalaman Tanjung Lesung
"Waktu itu gelap, tiba-tiba tsunami datang," kata Hendro saat ditemui Tempo di Kelurahan Cikadu, Banten, Ahad malam, 23 Desember 2018.
Keadaan gelap ini menandai kedatangan air bah. Menurut pengakuan Hendro, air laut setinggi 1-2 meter langsung mengempas Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Lesung. Tak terkecuali, meluluh-lantakkan panggung family gathering PLN. Saat tsunami terjadi, grup musik Seventeen yang diundang sebagai pengisi acara, sedang tampil di panggung itu.
Kala itu, Hendro berada di dalam sebuah kontainer. Kontainer tersebut berjarak 200 meter dari bibir pantai. Ia sempat terkoyak. Bahkan, air laut masuk ke dalam kontainernya. "Di dalam kontainer, air sebetis," ucapnya.
Baca Juga:
Baca: Melihat dari Dekat Panggung Seventeen yang Digulung Tsunami
Ia mengingat, tsunami itu datang pukul 21.30 WIB saat langit cerah. Sebelumnya, tak ada pertanda apa pun kecuali bunyi gemuruh dari laut. Angin pun tenang tak seperti sepekan sebelumnya.
Bahkan, ia mengaku tak merasakan ada gempa atau getaran lainnya, yang lazimnya menandai kedatangan tsunami. Namun, tetiba air itu menggulung pesisir daratan sekitar 10 menit.
Setelah air surut, keadaan nyenyat. Saat itu, hanya terdengar suara teriakan orang minta tolong dan memanggil-manggil nama anggota keluarganya.
Hendro mengenang, ia sempat membantu mengevakuasi korban ke bukit tsunami. Bukit itu masih berada di dalam kawasan Tanjung Lesung.
Para korban itu mengalami luka akibat terbentur benda-benda keras. Beberapa di antaranya dievakuasi ke klinik lantaran mengalami luka berat.
Baca: Tsunami Selat Sunda, Cerita Koki yang Selamat Berkat Kabel AC
Hingga Ahad sore pukul 17.00 WIB, korban selamat di Tanjung Lesung telah seluruhnya dievakuasi. Rata-rata diungsikan ke daerah-daerah yang aman. Di antaranya Kelurahan Cikadu dan area Labuhan.
Tsunami yang menggulung kawasan pesisir Tanjung Lesung menyebabkan 222 orang meninggal. Sekitar 500 lebih orang terluka dan sejumlah korban lainnya dinyatakan hilang. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika mensinyalir, tsunami disebabkan oleh longsor bawah laut yang disebabkan aktivitas vulkanik Gunung Anak Krakatau.