TEMPO.CO, Pandeglang - Puskesmas Panimbang, Kabupaten Pandeglang, Banten menerima sebanyak 10 jenazah korban tsunami Anyer yang melanda pesisir pantai Banten dan Lampung pada Sabtu malam, 22 Desember 2018.
"Dari 10 jenazah itu, diantaranya empat sudah diambil oleh keluarganya," kata Iwan, seorang petugas Puskesmas Panimbang di Pandeglang, Ahad, 23 Desember 2018.
Baca: Rombongan Pegawai Kemenpora Jadi Korban Tsunami Selat Sunda
Saat ini, menurut Iwan, puskesmas masih terus menangani korban tsunami yang mengalami luka-luka akibat diterjang gelombang. Ia mencatat jumlah pasien sejak Ahad dini hari sebanyak 63 orang dan 10 orang meninggal.
Dari 63 pasien itu, kata Iwan, kebanyakan mengalami luka patah tulang, luka sayatan hingga sesak nafas akibat banyak mengkonsumsi air laut. Sedangkan sisa enam jenazah masih dilakukan pendataan karena belum ada keluarganya.
"Semua korban tsunami yang meninggal dunia itu wisatawan Tanjung Lesung yang mengisi liburan panjang," kata Iwan.
Baca: Jokowi Perintahkan Jajarannya Tangani Tsunami Selat Sunda
Menurut dia, kemungkinan besar korban tsunami terus bertambah karena evakuasi belum selesai di kawasan wisata Tanjung Lesung. Iwan menyebut personel dan kru band Seventeen yang ikut menjadi korban juga belum ditemukan.
Di lokasi sendiri, sejak pagi turun hujan. "Kami berharap cuaca kembali normal sehingga tim relawan bisa melakukan evakuasi dan pertolongan di kawasan Tanjung Lesung," kata Iwan.
Baca: Tsunami Selat Sunda, Gubernur Banten: Lima Pantai Terdampak
Badan Nasional Penanggulangan Bencana mencatat sampai Ahad pagi pukul 07.00, ada sebanyak 43 korban meninggal, 584 orang luka-luka dan dua orang hilang. Ratusan bangunan dan kendaraan juga mengalami kerusakan.
BNPB dan pemerintah daerah setempat masih melakukan tanggap bencana darurat. BNPB juga mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas di sekitar pantai saat ini. BMKG dan Badan Geologi masih melakukan kajian untuk memastikan penyebab tsunami Anyer. Tsunami tersebut diduga terjadi akibat aktivitas vulkanik Gunung Anak Krakatau.