Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kevikepan Yogya: Ada Dua Peristiwa Sebelum Pemotongan Nisan Salib

Reporter

Editor

Amirullah

image-gnews
Nisan berbentuk tanda salib yang dipotong di sebuah TPU Jambon, Yogyakarta. TEMPO/Pribadi Wicaksonoi
Nisan berbentuk tanda salib yang dipotong di sebuah TPU Jambon, Yogyakarta. TEMPO/Pribadi Wicaksonoi
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Keadilan, Perdamaian, dan Keutuhan Ciptaan (KKPKC) Kevikepan Yogyakarta menanggapi soal pemotongan nisan salib yang terjadi Kotagede, Yogyakarta. Ketua KKPKC Kevikepan Yogya, Sumaryoto, menyebut sudah ada dua peristiwa kekerasan lain sebelum kasus pemotongan salib makam Albertus Slamet Sugiardi.

Baca: Nisan Jemaat Tak Boleh Pakai Tanda Salib, Gereja Kotagede Pasrah

"Peristiwa sebelumnya ini sudah sampai pada bentuk kekerasan fisik," ujar Sumaryoto dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo, Rabu, 19 Desember 2018. Namun, Sumaryoto tak merinci lebih jauh soal dua peristiwa tersebut.

Makam Albertus Slamet Sugiardi di pemakaman Jambon, RT 53 RW 13, Kelurahan Purbayan, Kotagede, Yogyakarta dipotong tanda salibnya dengan cara digergaji karena desakan warga kampung itu. Akibatnya, nisan itu membentuk huruf T.

Sumaryoto mengatakan ada intimidasi yang dilakukan sekelompok orang saat pemakaman Albertus. Intimidasi ini, kata dia, datang dari sekelompok warga dan pendatang luar. "Sekelompok orang pendatang dengan dukungan luar yang memberi tekanan fisik dan psikis secara langsung maupun tidak langsung melalui sebagian warga," katanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Baca: Soal Pemotongan Salib, Sultan HB X Bantah Yogyakarta Tak Toleran

Sebelumnya, Sumaryoto menuturkan warga kampung berhubungan baik dengan Albertus dan keluarga. Sebab, kata dia, Albertus merupakan aktivis kampung dan istrinya adalah ketua organisasi perempuan di daerah tersebut. "Ini membuat spontanitas dukungan warga kampung pada saat persiapan dan penyemayaman jenazah berjalan dengan baik," ucapnya.

Menurut Sumaryoto tak ada masalah soal pemakaman Albertus oleh warga kampung hingga adanya intimidasi dari sekelompok orang tersebut. Selain itu, dia mengatakan makam tempat Albertus disemayamkan merupakan pemakaman umum. "Sejauh pelacakan tim di lapangan, status makam pada saat terjadi pemakaman adalah makam umum," tuturnya.

Atas kejadian ini, Sumaryoto meminta pemerintah dan kepolisian menindaklanjuti peristiwa ini. Dia menilai kasus ini merupakan pelanggaran terhadap kemanan dan ketertiban di lingkungan masyarakat. "Kami meminta kepolisian melindungi keluarga korban dari segala bentuk tekanan dan ancaman fisik maupun psikis sehingga tetap dapat hidup berdampingan dengan baik dengan warga yang lain," katanya.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Adik Habib Hasan bin Jafar Assegaf Ungkap Alasan Almarhum Dimakamkan di Kaki Pusara Ibunda

4 hari lalu

Habib Hasan bin Ja'far Assegaf. Instagram
Adik Habib Hasan bin Jafar Assegaf Ungkap Alasan Almarhum Dimakamkan di Kaki Pusara Ibunda

Habib Abdullah adik kandung Habib Hasan bin Jafar Assegaf ungkap alasan almarhum dimakamkan di kaki pusara ibundanya di komplek Masjid.


Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

6 hari lalu

Ilustrasi Keraton Yogyakarta. Shutterstock
Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755


Sambut Ramadan, Ada Pasar Kuliner Jadul Selama Tiga Hari di Halaman Polda DI Yogyakarta

11 hari lalu

Pasar Kangen Wiwitan Pasa di halaman Polda DI Yogyakarta berlangsung 7-9 Maret 2024. (Dok. Istimewa)
Sambut Ramadan, Ada Pasar Kuliner Jadul Selama Tiga Hari di Halaman Polda DI Yogyakarta

Wiwitan Pasa di Yogyakarta menyuguhkan Pasar Kangen, semacam pasar tradisional dengan beragam kuliner jadul dan panggung hiburan.


Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

12 hari lalu

Sejumlah karya industri kreatif dipamerkan di Pusat Desain Industri Nasional (PDIN) di Yogyakarta.  (Dok. Istimewa)
Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

Yogyakarta memiliki unsur 5K yaitu Kota, Korporasi, Komunitas, Kampung dan Kampus, yang jadi modal mewujudkan Yogyakarta sebagai Kota Kreatif.


Makam Putra Sultan Agung Berjuluk Sunan Amangkurat I di Tegal, Tepatnya di Mana?

26 hari lalu

Situs Makam Sunan Amangkurat Agung di Tegalarum, Tegal. Maps.google
Makam Putra Sultan Agung Berjuluk Sunan Amangkurat I di Tegal, Tepatnya di Mana?

Makam putra mahkota Sultan Agung yaitu Sunan Amangkurat I berada di Tegal. Bagaimana menuju ke sana?


Diwarnai Berbagai Aksi Jelang Pemilu, Sultan HB X Dorong Warga Jaga Yogyakarta Tetap Adem

35 hari lalu

Gubernur DIY Sri Sultan HB X saat deklarasi damai Pemilu 2024 di Yogyakarta. Tempo/Pribadi Wicaksono
Diwarnai Berbagai Aksi Jelang Pemilu, Sultan HB X Dorong Warga Jaga Yogyakarta Tetap Adem

Gerakan menjaga Yogyakarta damai dalam Pemilu 2024 telah dirintis Sultan Hamengku Buwono X sejak Oktober lalu.


Kasus Penyekapan di Kandang Anjing oleh Bos D`Paragon Yogya, Polisi Bakal Panggil Lagi Dokter Kecantikan

36 hari lalu

Konferensi pers kasus dugaan pemerasan, penyekapan dan kekerasan seksual yang dilakukan pemilik kos eksklusif di Yogyakarta terhadap rekan bisnisnya di Polda DIY, Rabu,7 Februari 2024. TEMPO/Pito Agustin Rudiana
Kasus Penyekapan di Kandang Anjing oleh Bos D`Paragon Yogya, Polisi Bakal Panggil Lagi Dokter Kecantikan

Kasus penyekapan dan penculikan yang dilakukan pasutri pengusaha kos eksklusif D'Paragon itu ditangani dua kepolisian daerah berbeda.


Tamara Tyasmara dan DJ Angger Dimas Hadiri Ekshumasi Makam Anaknya

42 hari lalu

Penyidik Polda Metro Jaya melakukan ekshumasi makam anak artis Tamara Tyasmara, Raden Adante Khalif Pramudityo alias Dante, 6 tahun, di Tempat Pemakaman Umum Jeruk Purut Cilandak, Jakarta Selatan pada Selasa, 6 Februari 2024. TEMPO/Desty Luthfiani.
Tamara Tyasmara dan DJ Angger Dimas Hadiri Ekshumasi Makam Anaknya

Penyidik Jatanras Polda Metro Jaya membongkar makam anak artis Tamara Tyasmara dan DJ Dimas Angger, Dante, yang tewas tenggelam di kolam renang


Pagi Ini Polisi Bongkar Makam Anak Tamara Tyasmara di TPU Jeruk Purut

42 hari lalu

Artis film televisi Tamara Tyasmara (kiri) dan kuasa hukumnya Sandy Arifin usai menjalani pemeriksaan kasus anak Tamara tewas tenggelam di kolam renang. Pemeriksaan di Gedung Ditreskrimum Polda Metro Jaya pada Senin, 5 Februari  2024. TEMPO/Desty Luthfiani.
Pagi Ini Polisi Bongkar Makam Anak Tamara Tyasmara di TPU Jeruk Purut

Polisi pagi ini akan membongkar makam untuk mengautopsi anak artis Tamara Tyasmara, Raden Adante Khalif Pramudityo, yang tewas tenggelam


Polda Metro Jaya Bakal Ekshumasi Makam Anak Artis Tamara Tyasmara Besok

42 hari lalu

Artis Tamara Tyasmara pemeran Humaira hadiri gala premier film
Polda Metro Jaya Bakal Ekshumasi Makam Anak Artis Tamara Tyasmara Besok

Penyidik Polda Metro Jaya bakal membongkar makam anak artis Tamara Tyasmara di TPU Jeruk Purut pada Selasa, 6 Februari 2024.