Jadi saudara, sudah dikatakan, kita merasakan getaran rakyat, kita merasakan rakyat ingin perubahan, rakyat ingin perbaikan, rakyat ingin pemerintah yang bersih dan tidak korupsi. Betul? (Betul). Karena itu kita tidak bisa kalah. Kita tidak boleh kalah. Kalau kita kalah, negara ini bisa punah. Karena elite Indonesia selalu mengecewakan, selalu gagal menjalankan amanah dari rakyat Indonesia.
Sudah terlalu lama elite yang berkuasa puluhan tahun, susah terlalu lama mereka memberi arah keliru. Sistem yang salah. Dan saya katakan, bahwa sistem ini kalau diteruskan akan mengakibatkan Indonesia lemah. Indonesia semakin miskin, dan semakin tidak berdaya bahkan bisa punah.
Saudara sekalian, saya hanya ingin memberi satu analisa, untuk meyakinkan kalian tugas kita sangat penting. Saudara sekalian, para ahli mengatakan, bahwa penghasilan kita per kapita adalah sekitar 4.000 dollar per tahun. Tapi dari 4.000 itu, sekitar 49 persen, setengahnya dikuasai oleh satu persen rakyat kita. Jadi kalau kita cabut yang satu persen, kekayaan penghasilan kita setahun tinggal setengahnya yaitu 1.900. Itu kata penasehat saya Pak Fuad Bawazier.
Jadi kalau kita cabut yang satu persen tinggal setengahnya. Kita perkapita bukan 3.800 dolar, tapi setengahnya, 1.900 kurang lebih. 1.900 dolar per kapita, artinya dibagi rata. Tapi 1.900 dipotong lagi utang, iya, kita semua punya utang. Bahkan anakmu baru lahir, punya utang. Utangnya kurang lebih, 600 dolar. Jadi iya, utang kamu itu 600 dolar. Kurang lebih 600 dolar itu, berapa ya? Ya sekitar 9 juta. Anakmu baru lahir, utang sudah 9 juta. Jadi kekayaan kita sebenarnya hanya 1.300 dolar per kapita.
Mari kita lihat siapa negara yang setingkat dengan kita 1.300 dollar. Kita setingkat dengan Rwanda, Afghanistan yang perang sampai sekarang. Chad, Ethiophia, Chad sampai sekarang masih perang, Burkina Faso, laut aja enggak punya. Yah. Ini. Teman-teman, kita setelah 70 tahun merdeka kita tetap kacau. Saudara-saudara, ini yang tidak pernah diakui oleh elite kita. Karena itu tidak ada jalan lain kita harus memenangkan pemilihan 2019.
Saudara-saudara sekalian saya menerima amanah dan tugas sebagai calon presiden bersama Sandiaga Uno sebagai wakil. Tapi ini mungkin karena pengorbanan kawan-kawan kita terutama PKS dan PAN. Karena itu saya minta--juga pengorbanan Partai Demokrat--karena itu jangan sekali-sekali kita lupa kawan-kawan kita yang sebenarnya.
Karena itu saya sampaikan di sini bahwa mungkin ada janji saya di sini, yang perlu diingat Prabowo Subianto tidak pernah lupa janji yang diberikan, karena itu saya berjuang keras agar kawan-kawan koalisi ini harus juga bisa berhasil dalam pemilu yang akan datang. Karena itu saya minta saudara cawapres Sandiaga Uno supaya kampanye dengan PKS, PAN, Demokrat untuk sama-sama bantu kawan-kawan kita. Juga Berkarya tentunya. Hanya waktu itu maaf Berkarya belum punya kursi, tidak apa-apa mudah-mudahan menyusul.
Tapi saya punya pemikiran, apapun terjadi kita tidak akan tinggalkan kawan-kawan kita. Dan kalau perlu, kita tawarkan mari kita lakukan fusi menjadi satu kekuatan. Ini baru pemikiran, belum tentu masuk akal, boleh kan pemikiran boleh. Kenapa, kita satu jiwa satu perjuangan.
Dan maaf Pak Amien, kita sama-sama juga sudah semakin tua, Pak Syarief iya kan, iya. SBY saya itu satu angkatan, tapi saya bandel jadi saya turun satu angkatan. Tapi jangan disebarluaskan, waduh ada wartawan yah. Tapi ini media yang baik yah, jangan-jangan wartawan datang nunggu saya salah bicara.
Jadi saudara-saudara, kita terima amanah karena negara dalam keadaan sulit, dalam arah yang tidak benar. Ada yang selalu mengatakan, "enggak, semua baik, negara baik ekonomi bagus, siapa bilang harga-harga tidak terjangkau oleh rakyat". Kalian yang tahu keadaan sebenarnya. Betul.
Saudara-saudara, kita merasakan arus perubahan, saya menghargai kedatangan saudara-saudara dari tempat yang jauh, tanpa dibantu oleh kita kalian datang sendiri. Saya tidak tahu dari mana uangnya, urunan, ojek, ojek terimakasih. Hei kalian elite partai kalau kalian tidak nyumbang kelewatan kalian. Ini tukang ojek aja ngirim penghasilannya kepada dana kita.
Jadi saudara-saudara sekalian kalian bangga atau tidak kita setingkat Burkina Faso. Bahkan saya yakin itu jendaral-jenderal purnawirawan letak Burkina Faso pun tidak tahu. Bukan kita membanggakan diri tapi tidak pantas negara terbesar keempat yang begtu kaya, tidak pantas rakyatnya banyak yang miskin.
Saudara-saudara sekalian, kalau saya bersama tim saya kalau kami tidak yakin kita bisa perbaiki keadaan negara ini dengan cepat, kita tidak akan maju jadi capres. Saya siap maju karena saya yakin kita dapat perbaiki keadaan negara dalam waktu singkat. Karena itu kalian datang ke sini karena kalian laksanakan tugas kalian sebagai warga negara, kalian punya kesadaran politik. Sebuah negara modern adalah negara di mana warga negaranya punya kesadaran untuk mengabdi dan saudara-saudara telah memutuskan untuk mengabdi di bidang politik.
Saudara mengabdi di bidang politik berarti saudara berkorban, teman-temanmu sekarang ada di rumah masing-masing, saudara di sini dari jam 5 pagi persiapan berkumpul dan saudara mendengarkan sambutan demi sambutan dari tokoh-tokoh politik kita. Saya yakin bahwa saudara capek mendengarkan. Betul. Kalian capek atau tidak capek? Kalau saya sudah seumur begini saya butuh kopi. Kopi saya mantap.
Saudara-saudara, tugas warga negara adalah ikut bertanggung jawab atas jalannya negara tersebut. Saudara masuk politik saya yakin saudara ingin tentukan baik buruknya negara kita. Saudara berpolitik karena saya yakin saudara ingin nasib anak cucu lebih baik dari nasibmu sendiri.
Kau bekerja, kau kaum ojek, kau banting tulang mencari sesuap nasi untuk anak istrimu. Masa kau rela anakmu tidak lebih baik nasib dari dirimu sendiri. Apa kau tidak bermimpi suatu saat anakmu bisa jadi dokter dan insinyur atau pengusaha. Apa kau tidak mimpi suatu saat anakmu jadi pemilik perusahaan, bukan karyawan.
Apakah salah kita ingin rakyat kita hidup sejahtera. Kenapa kita harus tunduk-tunduk, kenapa harus diam diintimidasi, kenapa ulama-ulama kita ditakut-takuti. Habieb Rizieq difitnah, negara macam apa. Mbak Neno diserang oleh preman-preman, tapi preman-preman itu ada yang membekingi, mobil beliau dibakar di depan rumah, apa negara ini yang kita inginkan.
Saudara-saudara sekalian, kita telah memilih demokrasi sebagai jalan terbaik. Demokrasi artinya rakyat yang berkuasa, demokrasi artinya rakyat menentukan pemimpin-pemimpinnya. Demokrasi berarti rakyat berhak menganti pemimpinnya kalau rakyat menghendaki. Kenapa, harus ribut ganti pemimpin. Kalau pilot pesawat sudah kelihatan kurang handal kan lebih baik pikirku diganti. Kalau pengemudi taksi kelihatannya salah jalan terus, apa enggak lebih baik diganti. Ganti camat, ganti bupati biasa.
Saudara-saudara, proklamator kita, pendiri bangsa kita Bung Karno, tahun 65 kalau dia mau terus bertahan Indonesia bisa perang saudara. Beliau memilih turun, demi rakyat bisa selamat. Kita di sini banyak angkatan 66 di sini, Pak Amien Rais semua. Kita saksi sejarah bahwa pada saat itu rakyat masih banyak sekali yang cinta dengan Bung Karno. Kalau Bung Karno egois, kalau Bung Karno hanya memikirkan kekuasaan, bisa saja beliau katakan pilih Soeharto atau Sukarno. Dan bangsa kita bisa pecah.
Sama tahun 1998, Pak Harto juga demikian, Pak Harto mengatakan tidak ingin berkuasa dengan senjata. Saya saksinya.
Satu minggu demonstrasi beliau langsung turun. Apa yang saya katakan, saudara-saudara, para elite janganlah memaksakan kehendak melawan kehendak rakyat. Marilah kita hormati kehendak rakyat apa pun keputusan rakyat.
Saya sudah buktikan tahun 2014 sebetulnya pihak kami merasa diperlakukan dengan tidak benar. Hakim-hakim MK tidak mau buka bukti-bukti yang kami bawa. Tapi kami mengalah kami terima bahkan saya datang pada pelantikan lawan saya. Ada yang enggak pernah datang kalau lawannya dilantik. Kasih tangan aja enggak mau.
Saudara-saudara, demokrasi wujudnya adalah nyoblos surat suara dimasukkan ke kotak. Itu demokrasi. Jadi Pak Gubernur bicara sepak bola. Kalau kita diajak main sepak bola, kita sudah tahu wasitnya berpihak, hakim garisnya berpihak, untuk apa kita ikut.
Tapi saya terima kasih sekjen-sekjen partai koalisi dan timnya, kalian berjuang keras bolak balik menghadap KPU dan Bawaslu. Kita patut juga menghargai KPU dan Bawaslu yang sekarang. DPT yang tadinya kita khawatir puluhan juta nama-nama hantu ternyata sekarang sudah agak dibersihkan. Saya terima kasih, saya hormat sama partai-partai koalisi yang membersihkan DPT dan mereka KPU masih mengizinkan kita untuk terus membersihkan dan mempelajari DPT itu.
Karena itu tugas kita sekalian semuanya pulang dari Konferensi Nasional ini periksa DPT di RT RW masing-masing. Insya Allah kita ulangi kembali peristiwa di DKI.
Mereka punya anggaran yang luar biasa, mereka punya uang. Kita sampaikan ke rakyat kalau dikasih uang, terima uang itu, terima uang itu karena itu uang rakyat sendiri. Kalau sudah terima uang silakan coblos sesuai hati nurani masing-masing.
Saudara-saudara sekalian demikian intisari daripada pidato saya. Saya ingin mengucapkan khususnya kepada umat yang ada di sini. Saya merasa besar hati saya didatangi dengan keluarganya, tiga keluarga pendiri NU datang ke saya. Keluarga Tebuireng, keluarga Tambak Beras dan keluarga Denanyar datang ke rumah saya malam-malam, untung Pak Sandi yang bawa mereka dan mereka menyatakan berada bersama kita. Saya terima kasih keberpihakan tokoh-tokoh NU yang masih setia kepada khittah 1926.
Dan saya terima kasih kepada tokoh-tokoh Ijtima Ulama, GNPF Ulama, yang walaupun saya tidak mampu melaksanakan rekomendasi mereka masih tetap setia mendukung kita. Saya terharu dengan dukungan sahabat kita yang sekarang masih jauh di tanah suci, tapi insya Allah beliau akan kita jemput bersama. Dan terima kasih atas pembelaan dari tokoh-tokoh semua, baik dari semua agama.
Suatu hari saya dituduh Islam garis keras, besoknya saya dituduh zionis. Yang mana? Gue bingung juga nih. Saya datang ke Boyolali dengan maksud baik, bukan untuk mengejek tampang Boyolali, bukan. Justru saya membela rakyat Boyolali. Sampeyan Boyolali? Ya.
Baca terusannya: Prabowo menyinggung Reuni 212