TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Kampanye Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo atau Jokowi - Ma'ruf Amin Benny Rhamdani, mengatakan arahan dari Ketua TKN Erick Thohir untuk mulai menyerang jangan dikonotasikan negatif.
Baca juga: Kubu Prabowo Anggap Wajar Strategi Ofensif TKN Jokowi
Menyerang yang pihaknya maksud adalah mengklarifikasi berbagai tudingan yang diarahkan khususnya ke Jokowi.
Menurut Benny, pihaknya selama ini cenderung diam meski sejumlah tudingan atau fitnah seperti isu Jokowi anti-Islam menyerangnya. "Nah yang dikatakan Pak Erick untuk menyerang itu adalah untuk membuktikan kepada rakyat dengan cara door to door, tatap muka secara langsung, bahwa isu-isu itu dan tuduhan tidak benar," katanya di D'Consulate Resto&Lounge, Jakarta, Sabtu, 15 Desember 2018.
Salah satu contohnya, kata dia, langkah mantan politikus Partai Gerindra, La Nyalla Mattalitti, yang mengaku saat pemilihan presiden 2004 ikut menyebarkan fitnah Jokowi PKI. "Itu bagian dari upaya kami menyerang, kami membuktikan kepada publik bahwa Jokowi tidak benar dituduh PKI," ucapnya.
Contoh lainnya, kata politikus Partai Hanura ini, adalah tantangan kepada calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto, untuk memimpin salat atau membaca surat Al-Fatihah. Menurut Benny, hal ini dilakukan untuk membalas tudingan Jokowi sosok yang anti-Islam.
Baca juga: Hasto Ungkap Strategi Kubu Jokowi Menyerang Prabowo
"Seperti itulah yang dimaksud menyerang itu, meng-counter dari isu-isu dan kebohongan yang diarahkan kepada pak Jokowi," ujarnya.
Namun Benny mengatakan pihaknya tidak akan menyerang kubu Prabowo dengan beragam gimik. Ia menuturkan ingin ruang publik diisi dengan adu ide dan gagasan.
"Makanya sering kami katakan ayo dong adu program, adu gagasan. Jangan bermain dalam wilayah isu fitnah, hoaks, adu domba, sentimen suku dan agama itu berbahaya," ujarnya.