TEMPO.CO, Jakarta - Setelah gagal menjadi calon kepala daerah dan berpuasa politik pada pilkada Jawa Timur lalu, La Nyalla Mattalitti kembali muncul menjelang pemilihan presiden 2019. Mantan Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) ini tak muncul begitu saja, melainkan datang dengan membuat pengakuan yang cukup mengejutkan, soal dirinya yang menyebarkan tabloid Obor Rakyat pada pilpres 2014.
Baca: Soal Obor Rakyat, Pakar: La Nyalla Bisa Dituntut Pidana 10 Tahun
"Saya sudah minta maaf ke Pak Jokowi, bahwa saya yang isukan Pak Jokowi PKI. Saya yang sebarkan Obor Rakyat di Jawa Timur dan Madura," ujar eks kader Gerindra ini saat ditemui di kediaman Ma'ruf Amin, Selasa, 11 Desember 2018
Pernyataan kontroversial La Nyalla bukan sekali ini saja dilontarkan. Berikut beberapa pernyataan lain:
1. Mengaku Diperas Prabowo
La Nyalla mengaku telah dimintai uang sebesar Rp 40 miliar oleh Prabowo Subianto. La Nyalla mengatakan Ketua umum Partai Gerindra itu meminta dana kepada dirinya terkait pencalonan sebagai Gubernur Jawa Timur dalam pemilihan kepala daerah 2018. “Saya tidak punya bukti. Namun saya berani sumpah pocong,” ujar La Nyalla pada Tempo, Kamis 11 Januari 2018.
Menurut La Nyalla, Prabowo menyuruhnya memberikan uang itu sebelum tanggal 20 Desember 2017 agar bisa direkomendasikan. La Nyalla mengatakan, dirinya sudah menyiapkan dana sebesar 300 miliar. Namun menurut dia, uang itu hanya akan ia berikan setelah dirinya resmi didaftarkan ke KPU Jawa Timur. La Nyalla mengatakan Prabowo menolak permintaanya.
Dalam kasus ini, La Nyalla dipanggil oleh Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu). Berkali-kali dipanggil, berkali-kali pula dia mangkir. Pada akhirnya, La Nyalla mengklarifikasi bahwa uang Rp 40 miliar yang diminta Prabowo bukan mahar melainkan uang dana saksi.
2. Sebarkan Obor Rakyat Memenangkan Prabowo
Eks Kader Gerindra La Nyalla Mattalitti blak-blakan mengakui bahwa dirinya pernah menyebarkan isu Joko Widodo atau Jokowi simpatisan Partai Komunis Indonesia (PKI) pada pilpres 2014, demi kemenangan Prabowo Subianto saat itu.
Baca: La Nyalla, Obor Rakyat dan Isu Jokowi PKI
La Nyalla juga mengaku pernah memfitnah Jokowi beragama kristen, keturunan cina, dan simpatisan PKI. "Saya yang sebarkan obor di Jawa Timur dan Madura," ujar La Nyalla saat ditemui di kediaman Ma'ruf Amin, Selasa, 11 Desember 2018.
Obor Rakyat Bukan Produk Pers
Obor Rakyat terbit pertama kali pada Mei 2014 dengan judul 'Capres Boneka' dengan karikatur Jokowi sedang mencium tangan Megawati Soekarnoputri. Obor Rakyat menyebut Jokowi sebagai keturunan Tionghoa dan kaki tangan asing. Dalam waktu singkat tabloid ini menghebohkan masyarakat pada masa itu.
Pada 4 Juni 2014, tim pemenangan capres dan cawapres Jokowi-JK melaporkan tabloid itu ke Badan Pengawas Pemilu. Bawaslu menjadikan tabloid itu sebagai bukti, dan melimpahkannya ke Bareskrim Mabes Polri. Dalam prosesnya, Tim Tabur atau Tangkap Buron Kejaksaan berhasil menangkap pemimpin redaksi dan penulis tabloid Obor Rakyat Setiyardi Budiono dan Darmawan Sepriyosa.
3. Tantang Prabowo Salat dan Mengaji