TEMPO.CO, Jakarta - Eks Kader Gerindra yang kini mendukung Jokowi, La Nyalla Mataliti menantang Prabowo Subianto untuk adu salat dan mengaji dengan calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo.
Baca juga: Kasus La Nyalla, Bawaslu Akan Berkonsultasi dengan Gakkumdu
Bukan itu saja, La Nyalla juga mengklaim bahwa Jokowi lebih hebat dari Prabowo dalam urusan beragama. "Pak Jokowi berani mimpin salat. Pak Prabowo berani suruh mimpin salat? Enggak berani. Ayok kita uji keislamannya Pak Prabowo. Suruh Pak Prabowo baca Al-Fatihah, Al-Ikhlas, baca bacaan shalat. Kita semua jadi saksi," ujar La Nyalla di kediaman Ma'ruf Amin, Selasa, 11 Desember 2018.
Juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Ferdinand Hutahaean mengatakan tantangan La Nyalla tersebut tidak relevan dengan ajang pemilihan presiden 2019. Sebab, ujar dia, pilpres, seharusnya menguji kapasitas seorang pemimpin dalam mengurus negara, menguji seorang pemimpin dalam pengetahuan tata negara, dan menguji program para pasangan calon.
Baca juga: La Nyalla: Potong Leher Saya Kalau Prabowo Menang di Madura
"Ini yang harus jadi topik. Jangan kita jadikan pilpres ini jadi ajang lomba salat atau lomba mengaji," ujar Ferdinand saat dihubungi Tempo pada Rabu, 12 Desember 2018.
Menurut Ferdinand, pernyataan La Nyalla tersebut tidak relevan. "Mari kita objektif dalam bersikap dan memberi pernyataan, agar pilpres kita ini jadi pilpres yang bermutu," ujar dia.