TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto mengatakan pihaknya tak akan berkompromi maupun diskusi dengan kelompok kriminal di Papua. Pernyataan ini dilontarkan Wiranto terkait penanganan penyerangan pekerja PT Istaka Karya oleh Kelompok Bersenjata pimpinan Egianus Kogoya di Nduga, Papua.
Baca juga: Korban Selamat Penembakan Papua asal Garut Jalani Trauma Healing
"Saya tidak akan berdiskusi dengan kriminal. Dia mengklaim apapun nggak akan saya jawab, itu nggak betul semua pasti," kata Wiranto seusai menggelar rapat koordinasi terbatas di kantornya, Jakarta, Selasa, 11 Desember 2018.
Menurut Wiranto, statement apapun yang dilontarkan kelompok bersenjata pascapenyerangan itu merupakan sebuah propaganda. Propaganda itu, kata dia, bertujuan untuk meresahkan dan menakut-nakuti masyarakat.
"Yang penting adalah negara ini tetap punya kewajiban untuk melindungi segenap tumpah darah warga negaranya dan itu kami lakukan. Jelas mereka kriminal, jelas mereka melakukan kejahatan yang diluar batas kemanusiaan. Harus kita lawan," ujar Wiranto.
Saat ini, kata Wiranto, operasi penyelamatan korban terus dilakukan oleh tim gabungan TNI-Polri di seputar lokasi penyerangan tersebut. Ia berujar tim gabungan terus melakukan pencarian terhadap korban selamat yang dikabarkan melarikan diri secara terpisah-pisah, tak berkelompok.
Dalam melakukan evakuasi, Wiranto mengatakan tim gabungan diperkuat oleh satuan bantuan non-organik dari luar Papua. Ia juga mengatakan tim gabungan menggunakan senjata seperti granat pelontar dalam usaha evakuasi tersebut.
"Saat ini, yang mencoba untuk melakukan perlawanan telah melarikan diri. Dan terus dilakukan pengejaran oleh aparat-aparat pengamanan kita," tutur Wiranto.
Pada Ahad, 2 Desember lalu, sekitar 28 pekerja Istaka Karya yang tengah membangun jembatan di Nduga, Papua diserang oleh kelompok bersenjata. Dari jumlah itu, sebanyak 14 orang langsung meninggal di lokasi kejadian. Adapun sisanya berupaya menyelamatkan diri. Namun hanya empat orang yang berhasil mencapai Pos TNI Yonif 755 di Mbua. Lima orang lainnya diketahui dibantai oleh kelompok bersenjata.
Baca juga: Begini Hambatan yang Dialami TNI - Polri di Papua
Sementara itu, penyerangan oleh kelompok bersenjata pimpinan Egianus Kogoya dari Organisasi Papua Merdeka dilakukan karena mereka tak terima pembangunan jalan Trans Papua. "Prinsipnya kami berjuang menolak semua program pembangunan di Papua Barat. Kami hanya menuntut kemerdekaan," kata juru bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) Sebby Sambom. TPNPB adalah sayap militer OPM.