INFO NASIONAL - Di Indonesia saat ini, apalagi jelang tahun politik, mudah sekali satu pihak memberi cap radikal, non NKRI dan non Pancasila kepada pihak lain. Hal tersebut membuktikan lemahnya pengetahuan dan pemahaman sejarah perjuangan para pendiri bangsa.
Hal tersebut diungkapkan Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid (HNW) di hadapan sekitar 500 lebih masyarakat umum seputar Jakarta Selatan peserta acara Temu Tokoh/Kebangsaan, kerja sama MPR RI dengan Yayasan Ibnu Hisyam Pasar Minggu, di Ballroom RM Raden Bahari, Jakarta Selatan, Senin, 10 Desember 2018.
Baca Juga:
Padahal, lanjut HNW, jika anak bangsa ini meluangkan waktu memahami sejarah perjuangan bangsa, maka akan terlihat betapa pentingnya peran mereka terhadap eksistensi NKRI hingga kini. "Ambil contoh bagaimana peran besar tokoh Islam Mohammad Natsir dengan mosi integralnya mengembalikan Indonesia menjadi NKRI kembali," ujarnya.
Mosi integral sendiri adalah sebuah hasil keputusan parlemen (Parlemen Sementara Republik Indonesia Serikat/RIS), mengenai bersatunya kembalinya sistem pemerintahan Indonesia dalam sebuah kesatuan yang digagas oleh Mohammad Natsir.
Diterangkan HNW, jika tidak ada peran Natsir yang mampu meyakinkan pemerintahan RIS dan seluruh tokoh bangsa akan pentingnya kembali ke NKRI, mungkin sekarang negara Indonesia masih berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS), jauh dari cita-cita dibentuknya negara Indonesia.
Baca Juga:
"Jadi sekali lagi saya berharap, jangan seenaknya mencap salah satu elemen bangsa, misalnya Islam dengan segala kegiatannya seperti kegiatan Reuni 212 yang lalu sebagai radikal, non NKRI dan non Pancasila, yang faktanya terbukti berlangsung damai, aman tanpa kekacauan, hanya karena ketidaksukaan," ucapnya.
Untuk itu, HNW menekankan pentingnya seluruh rakyat Indonesia menjaga warisan perjuangan para pendiri bangsa yang terdiri dari beragam suku, agama, bahasa, budaya, tapi memiliki satu visi misi serta cita-cita mulia membentuk negara Indonesia menuju kesejahteraan bersama.
"Jika kita mampu memahami dan menjaga warisan tersebut, maka tidak akan ada segala macam sangkaan negatif antar sesama anak bangsa yang berujung konflik," kata Hidayat Nur Wahid. (*)