INFO JABAR– Gedung Sate terpilih menjadi tempat pameran produk perkebunan dari seluruh Nusantara yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian. Pameran ini digelar sebagai bagian dari rangkaian perayaan Hari Perkebunan ke-61 Tingkat Nasional Tahun 2018.
Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum bersama Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian, Bambang; Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Kementerian Pertanian, Dedi Junaedi; dan Menteri Pertanian Anton Apriyantono, membuka pameran tersebut di halaman Gedung Sate, Bandung, Sabtu, 8 Desember 2018.
Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Dedi Junaedi, menuturkan, pihaknya sengaja menggelar pameran ini di Gedung Sate. Jawa Barat merupakan bagian dari sejarah perkebunan nasional. Hingga saat ini Jabar pun masih memberikan kontribusi besar terhadap hasil perkebunan unggulan nasional.
“Ratusan tahun lalu kolonial Belanda membangun perkebunan termasuk di Jawa Barat ini adalah salah satu pionir. Dan sampai sekarang terus menghasilkan aneka produk perkebunan yang diekspor ke berbagai negara,” ujar Dedi dalam sambutannya.
Pameran dengan Tema: "Sinergi dan Akselerasi Kejayaan Perkebunan" ini digelar mulai 8-10 Desember 2018. Ada 103 booth pameran dengan jumlah 90 peserta, terdiri dari 33 SKPD provinsi yang membidangi perkebunan, booth Kementerian Pertanian, asosiasi, Dewan Komoditas, perusahaan swasta, yayasan, dan pemangku kepentingan lain terkait perkebunan dari seluruh Indonesia.
Selain pameran, ada pula workshop yang digelar oleh delapan Dewan Komoditas dan Gabungan Perusahaan Perkebunan Indonesia. “Diharapkan melalui pameran ini dapat ditindaklanjuti melalui kontrak-kontrak bisnis untuk menambah akses pasar hasil perkebunan nasional,” kata Dedi.
Hal yang sama juga dikatakan Wagub Uu. Menurut dia, awal mula sejarah perkebunan Indonesia berasal dari Jawa Barat. Hal ini berdasarkan cerita tanam paksa pada zaman Belanda dulu.
Uu mencontohkan tanaman Akar Wangi yang merupakan produk asli Jawa Barat, berasal dari Priangan Timur, yaitu Garut. “Sejarah menyebutkan bahwa awalnya perkebunan bukan dari provinsi lain, tetapi adalah dari Provinsi Jawa Barat, sehingga perkebunan sekarang menyebar kemana-mana itu adalah awalnya dari Jawa Barat,” katanya.
Uu menambahkan, visi dan misi Pemda Provinsi Jawa Barat lima tahun ke depan yakni mengembangkan sektor perkebunan. Diantara program unggulan, yaitu program Satu Desa Satu Perusahaan dan Satu Pesantren Satu Produk. Program ini memanfaatkan hasil perkebunan serta lahan kosong. “Di dalam (program Satu Desa Satu Perusahaan dan Satu Pesantren Satu Produk) ada pemanfaatan hasil perkebunan,” tuturnya.
Sementara itu, Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian Bambang, memberikan apresiasinya kepada Provinsi Jawa Barat. Bambang menilai Pemda Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu pemerintah daerah yang secara serius mengawal sektor perkebunan. Namun, Bambang menilai bahwa kondisi sektor perkebunan Indonesia masih belum optimal dari sisi produktifitas. Meskipun dengan potensi yang begitu besar.
“Kondisi sebenarnya perkebunan Indonesia belumlah sempurna. Perkebunan Indonesia dengan potensi yang begitu besar tetapi kita belum mampu mengantarkan perkebunan untuk mencapai setidaknya yang optimal dari sisi produktifitas,” ujarnya.
Pada 2017 lalu, komoditas perkebunan nasional memberikan kontribusi terhadap PDB nasional mencapai Rp 471 triliun. Berdasarkan catatan sampai akhir September 2018 ini sektor perkebunan telah memberikan kontribusi Rp 313 triliun. (*)