TEMPO.CO, Wamena - Sejumlah warga Kabupaten Nduga, Papua, yang sebelumnya mengungsi ke hutan belantara, pasca-penyerangan terhadap pekerja proyek jalan tol PT Istaka Karya, sudah kembali ke kampung. Dandim 1702/Jayawijaya Letkol Infantri Candra Dianto mengatakan mereka mau kembali ke kampung karena ada jaminan keamanan dari aparat TNI dan Polri.
Baca: Penyerangan di Papua, Nasib 5 Pekerja Istaka Karya Belum Jelas
Warga tersebut sebelumnya terpaksa mengungsi karena trauma dengan insiden yang terjadi di Nduga. "Tetapi kemarin, tim evakuasi bersama Bapak Danrm ada di lokasi sana, kemudian berhasil mengumpulkan dan menurunkan masyarakat yang mengungsi, sehingga mereka kembali ke kampung masing-masing karena mereka merasa ada jaminan keamanan," ujarnya, Minggu, 9 Desember 2018.
Pada Ahad, 2 Desember 2018, terjadi penyerangan terhadap pekerja yang sedang melakukan pembangunan jembatan di Kali Yigi dan Kali Aurak, Nduga. Penyerangan itu dilakukan oleh kelompok bersenjata pimpinan Egianus Kogoya dari sayap militer Organisasi Papua Merdeka (OPM).
Dandim memastikan tidak ada operasi militer di sana, sehingga warga tidak harus takut terhadap TNI dan Polri. "Di sana tidak ada operasi. Kami hanya melakukan evakuasi dan pencarian korban. Hanya sebatas itu," katanya.
Baca: TNI Temukan Satu Jenazah, Diduga Korban Penyerangan di Papua
Ia mengatakan pihaknya belum menerima ada korban jiwa dari masyarakat sipil atas kehadiran aparat TNI dan Polri. "Sementara tidak ada korban dari masyarakat. Kecuali yang korban pembantaian yang dilakukan oleh kelompok sipil bersenjata. (korban PT Istaka Karya,Persero)," katanya.
Satu jenazah yang diduga korban penembakan dalam insiden tersebut, telah dievakuasi ke pos kemanan di Mbua. Jasad pria berambut panjang itu tiba di pos kemanan sekitar pukul 16.30 WIT. Rencananya, Senin, 10 Desember 2018, jenazah itu dievakuasi ke Jayawijaya. "Kita belum tahu apakah dia pekerja di PT Istaka Karya atau bukan, tapi ciri-cirinya rambut panjang," katanya.