TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Kepala Penerangan Kodam XVII/Cendrawasih Letnan Kolonel Infanteri Dax Sianturi menuturkan, pihaknya kembali menemukan satu jenazah yang diduga korban penyerangan kelompok bersenjata di Nduga, Papua, beberapa waktu lalu. Jenazah itu ditemukan di dalam hutan, yang berjarak sekitar 500-1.000 meter dari lokasi penyerangan.
Baca: TNI Bantah Pakai Senjata Saat Evakuasi Korban Penembakan di Papua
"Jenis kelamin laki-laki, berambut panjang dan memakai celana panjang warna putih," kata Dax melalui pesan singkat, Ahad, 9 Desember 2018.
Pada Ahad, 2 Desember 2018, terjadi penyerangan terhadap pekerja yang sedang melakukan pembangunan jembatan di Kali Yigi dan Kali Aurak, Nduga. Penyerangan itu dilakukan oleh kelompok bersenjata pimpinan Egianus Kogoya dari sayap militer Organisasi Papua Merdeka.
Meski sudah mengantongi ciri umum, Dax belum bisa mengidentifikasi jenazah tersebut karena kondisinya sudah mulai membusuk dan rusak. Jasad itu pun langsung dimasukkan ke dalam kantong jenazah.
Saat ini, kata Dax, jenazah dievakuasi dari Yigi ke Mbua melalui jalur darat. "Nantinya dari Mbua akan diangkut melalui udara pakai heli ke Wamena," ucap dia.
Baca: TNI Sebut Medan dan Cuaca Jadi Hambatan Proses Evakuasi di Papua
Hingga saat ini, sebanyak 24 orang korban selamat dari insiden di Nduga berhasil ditemukan. Sementara, korban tewas dipastikan mencapai 16 orang, yakni Agustinus T, Jepry Simaremare, Carly Zatrino, Alpianus M, Muh. Agus, Fais Syahputra, Yousafat, Aris Usi, Yusran, Dino Kondo, Markus Allo, Efrandy Hutagaol, Samuel Pakiding, Anugrah Tolu, Emanuel Beli Naikteas dan Daniel Karre.
Tim gabungan dari TNI dan Polri masih melakukan pencarian terhadap lima karyawan PT Istaka Karya yang belum diketahui keberadaannya, yaitu M. Ali Akbar, Petrus Ramli, Hardi Ali, Simon Tandi dan Riki Simanjuntak.
Menurut Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Papua Komisaris Besar Ahmad Kamal, karyawan PT Istaka Karya yang berada di kamp di Distrik Yigi tercatat sebanyak 28 orang.