TEMPO.CO, Jakarta - Insiden penembakan oleh kelompok bersenjata kembali terjadi di Papua. Penembakan kali ini menelan korban jiwa dari masyarakat sipil hingga aparat keamanan.
Penembakan dilakukan terhadap 31 orang pekerja proyek jalan Trans Papua yang sedang bekerja membangun jembatan di Kali Yigi dan Kali Aurak, Distrik Yigi, Nduga, Papua. Mereka dibunuh kelompok bersenjata pada Senin malam, 3 Desember 2018.
Baca: Alasan Kapendam Cenderawasih Undang Sebby Sambom OPM ke Timika
Atas peristiwa itu, sebanyak 16 warga sipil yang ditemukan meninggal dalam insiden penyerangan yang diduga dilakukan oleh kelompok bersenjata di Nduga, Papua. Adapun 9 jenazah tersebut sudah dipastikan merupakan karyawan PT Istaka Karya.
Dalam satu tahun terakhir, sejak Oktober 2017 setidaknya tercatat terjadi lima kali penyerangan bersenjata oleh kelompok bersenjata di Papua, termasuk penembakan yang pekan lalu terjadi di Nduga:
- Agustus 2018
Pasukan pengamanan dari TNI diserang oleh kelompok bersenjata saat melakukan pengawalan terhadap tim Survei PT PLN survei di Kabupaten Paniai, Papua.
Penyerangan terjadi saat tim survei Papua Terang yang terdiri dari 3 orang tenaga ahli PLN, 3 orang tenaga sukarela serta 11 mahasiswa mencatat data elektronik di beberapa kampung di Paniai. Tim itu didampingi 16 prajurit TNI sejak berangkat dari Bandara Paniai menuju Distrik Wagemuga dengan menggunakan dua unit speed boat.
Akibat penyerangan itu, ada lima orang prajurit yang mengalami luka lebam dan luka akibat sabetan senjata tajam.
Baca: Penyerangan di Papua, TNI: 16 Korban Tewas dan 24 Korban Selamat
- Juli 2018
Penyerangan dilakukan kelompok bersenjata terhadap 9 anggota Polri bersama Kepala Distrik Torere, Obaja Foraro saat membawa kotak suara hasil pilkada serentak pada Juli lalu. Rombongan tersebut menggunakan dua speed boat membawa logistik pilkada dan hasil pemungutan suara ke Distrik Torere.
Dalam perjalanan itu, terjadi penyerangan oleh kelompok bersenjata. Akibatnya, Kepala Distrik Torere tewas dalam baku tembak dan sejumlah aparat kepolisian luka dan sempat hilang setelah menyelamatkan diri terjun ke sungai.
- Juni 2018
Sebuah pesawat Twin Otter Trigana yang disewa Korps Brigade Mobil ditembak kelompok bersenjata saat mendarat di Bandara Keneyam, Nduga, Papua. Dalam peristiwa tersebut, pilot pesawat yaitu Kapten Ahmad Abdillah mengalami luka tembak di bagian punggung.
Pesawat Brimob ini berangkat dari Bandara Wamena, Jayawijaya dan mendarat di Bandara Keneyam sekitar pukul 09.40 WIT. Pada saat pesawat menuju taxi out untuk parkir, sekitar 15 orang tak dikenal mulai menembaki sisi kiri badan pesawat atau sekitar pukul 10.00 WIT.
Tak hanya menembaki pesawat saja, para pelaku juga melakukan kontak senjata di sekitar kawasan bandara. Kelompok itu kemudian menyerang masyarakat saat melarikan diri ketika dikejar aparat seusai menembaki pesawat. Akibatnya, berdasarkan laporan yang diterima, lima warga sipil tertembak. Tiga di antaranya meninggal, sedangkan dua warga lainnya, dirawat di puskesmas setempat.
- Oktober 2017
Dua anggota Brimob Kepolisian Daerah Papua mengalami luka-luka setelah menjadi sasaran penembakan oleh kelompok separatis di Gunung Sangker, Kali Bua, Tembagapura, Papua. Penembakan ituterjadi pada Sabtu, 21 Oktober 2017 oleh kelompok bersenjata pimpinan Sabinus Waker.
Baku tembak terjadi saat personel Brimob yang dipimpin Ipda Taufik melakukan pengejaran terhadap kelompok separatis bersenjata yang melakukan penembakan terhadap dua kendaraan operasional PT Freeport Indonesia, pada Sabtu pagi.
Insiden berawal sekitar pukul 07.00 WIT ketika seorang personel Brimob tengah berpatroli di sekitar Kali Bua, Papua. Setibanya di Gunung Sangker, personel itu tiba-tiba ditembaki oleh kelompok bersenjata sehingga terjadi baku tembak antara keduanya.
Baca: Insiden di Papua, JK Minta TNI-Polri Gelar Operasi Besar-besaran