TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti Lingkar Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Ardian Sopa mempersilakan tim sukses Prabowo Subianto - Sandiaga Uno untuk menjawab hasil survei dengan survei. Ia meminta hal tersebut bukan hanya jadi wacana semata, tapi benar-benar dilakukan dan hasilnya dipublikasikan ke publik.
Baca: Kubu Prabowo akan Survei Kepercayaan Rakyat terhadap LSI Denny JA
"Menarik, survei lawan survei, data lawan data," kata Ardian kepada Tempo, Jumat, 7 Desember 2018.
Ardian mengatakan hasil survei yang akan dilakukan kubu Prabowo juga dapat menjadi timbal balik yang baik untuk LSI. Ia berharap dengan mempublikasikan hasilnya ke publik, masyarakat dapat menilai mana hasil survei yang kredibel. "Biar publik lah yang pada akhirnya jadi hakim," ujar dia.
Namun Ardian mengingatkan, agar kubu Prabowo juga melakukan survei elektabilitas. Menurutnya bila kaidah survei yang dilakukan sama, maka hasilnya pun tidak akan jauh berbeda, yaitu Prabowo - Sandiaga masih tertinggal, dan perlu kerja ekstra keras untuk menyalip Joko Widodo atau Jokowi - Ma'ruf Amin.
Baca: Survei: Elektabilitas Jokowi 53,2 Persen, Prabowo 31,2 Persen
Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional Prabowo - Sandiaga, Ferry Juliantono, sebelumnya mengatakan alih-alih mengevaluasi cara berkampanye, mereka justru akan mengevaluasi LSI dan hasil surveinya. Ia mengatakan ini LSI merilis hasil surveinya yang menunjukan ketertinggalan elektabilitas Prabowo dibanding Jokowi sebanyak 20 persen.
Menurut Ferry hasil survei LSI berbeda jauh dengan hasil lembaga sigi lain. Ia meragukan independensi LSI dalam melakukan survei. "Kami akan survei rakyat masih percaya LSI apa tidak?" kata Ferry saat dihubungi Tempo, hari ini.