TEMPO.CO, Jakarta - Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB), sayap militer Organisasi Papua Merdeka (OPM) telah mengakui bahwa penyerangan terhadap pekerja proyek jembatan pada jalan Trans Papua di Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua.
Jubir TPNPB Sebby Sambom menyebut penyerangan tersebut telah direncanakan sejak tiga bulan lalu. Ia juga menyebut bahwa penyerangan ini dilakukan Komando Daerah Operasi III TPNPB dengan panglima Egianus Kogoya.
Baca: Kelompok OPM Pimpinan Egianus Kogoya di Balik Pembunuhan di Papua
Menurut Sebby, OPM tak menginginkan jalan Trans Papua. Tapi, kata dia, pemerintah Indonesia malah membangunnya dengan mempekerjakan TNI. "Ini bagian dari kami menuntut hak kemerdekaan. Buat kami Indonesia datang sebagai pencuri," ujarnya kepada Tempo pada Rabu, 5 Desember 2018.
Baca: Istaka Karya dan BPJS Hitung Santunan Korban Penembakan di Papua
Insiden penembakan pekerja oleh kelompok bersenjata di Kali Yigi dan Kali Aurak, Distrik Yigi, Nduga, Papua, terjadi pada Senin, 3 Desember 2018. TNI telah menemukan setidaknya 16 jenazah korban penembakan. Jenazah akan dievakuasi dari titik-titik temuan ke wilayah Mbua. Selain itu, TNI menemukan tiga orang personel pekerja PT. Istaka Karya yang menjadi korban selamat.
Saat ini, tim gabungan TNI dan Polri telah menurunkan 300 personel untuk melakukan evakuasi dan pengejaran terhadap para pelaku. Hingga kemarin, personel belum bisa menjangkau lokasi karena kelompok bersenjata menyerang dan memblokir jalan dengan menumbangkan pohon-pohon.
Baca: TNI Baku Tembak dengan Kelompok Bersenjata Saat Evakuasi di Papua