TEMPO.CO, Jakarta - Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Ali Mochtar Ngabalin menuturkan ia sempat menasehati penceramah Bahar bin Smith atau Habib Bahar pasca tersandung kasus dugaan penghinaan kepada Presiden Jokowi.
Baca juga: Buya Syafii Soal Bahar bin Smith: Dakwah Menghina Tak Beradab
Ngabalin mengaku sempat bertemu dan menjadi lawan bicara Bahar saat diundang dalam program talkshow televisi swasta nasional awal pekan ini.
“Kemarin saat ketemu dia (Bahar) saya sudah bilang sama dia, ‘Bahar usiamu masih terlalu muda, tidak pantas bagi seorang habaib dan turunan nabi mengeluarkan pernyataan penuh hujatan, kebencian, dan cacian’,” ujar Ngabalin saat ditemui di Yogyakarta, Kamis 6 Desember 2018.
Ngabalin menegaskan ia sangat berbeda pemahaman dengan Bahar soal dakwah dan ceramah.
Ngabalin meyakini, Islam tidak disebarkan dengan hujatan dan makian. “Contohnya Wali Songo, datang mengenalkan agama dengan budaya, orang jadi tenang dan menerima ajaran itu,” ujarnya.
Ngabalin juga mengatakan yang diucapkan penceramah Bahar bin Smith jauh dari ajaran Nabi Muhammad.
“Nabi Muhammad memiliki akhlak yang mulia, beliau memiliki tugas utama dari Allah untuk memperbaiki akhlak manusia,” ujar Ngabalin.
Dengan tugas utama yang diemban Nabi Muhammad itu, ujar Ngabalin, jelas tidak mungkin Nabi Muhammad akan mengeluarkan kata-kata hujatan dan makian.
Ngabalin pun menantang siapa saja dapat menunjukkan di dalam sejarah mana yang pernah menulis jika para Nabi dan utusan Allah pernah berdoa untuk mencelakakan umat manusia.
“Cari deh sejarahnya sama saya, bohong kalau bilang ada, tak pernah Nabi berdoa untuk mencelakakan orang” ujarnya.
Maka Ngabalin tak habis pikir dengan apa yang diucapkan Bahar Bin Smith sebagai penceramah lebih-lebih ditujukan kepada presiden.
“Ente bayangkan saja bagaimana bisa (Bahar) dalam pidato dan ceramahnya bilang ‘coba buka celananya Jokowi jangan-jangan haid’, apa itu pengertiannya?” ujarnya.
Yang lebih disesalkan, ujar Ngabalin, ujaran Bahar bin Smith itu seolah diterima pengikutnya tanpa masalah.
Baca juga: Di Reuni 212, Bahar bin Smith: Lebih Baik Saya Busuk di Penjara
Ngabalin menambahkan jika Bahar Bin Smith dalam dakwahnya mengajak mencelakakan umat itu, jelas sangat bertentangan dengan keterangan dan ajaran dari Al-quran.
“Niat mencelakakan orang itu jelas berbeda sekali dengan tugas mulia Nabi Muhammad,” ujarnya.
Ngabalin meminta para ulama, pendakwah, penceramah bisa meniru teladan Nabi Muhammad yang mengeluarkan kata-kata penuh kedamaian dan kesejukan saat berdakwah.