TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan pemerintah menugaskan 150 prajurit TNI dan Polri untuk memulihkan situasi pascakejadian pembunuhan 24 pekerja proyek PT Istaka Karya di Nduga, Papua. Pemerintah menginstruksikan agar aparat tidak terprovokasi kejadian itu.
TNI dan Polri, kata Moeldoko, harus tetap menjaga profesionalitas, dan bekerja secara proposional. "Tidak boleh terpancing. Kita harus menunjukkan bahwa kita prajurit-prajurit Bhayangkara yang beradab supaya menjaga sebaik-baiknya," ujar Moeldoko di Gedung Bina Graha, Jakarta, Rabu, 5 Desember 2018.
Baca: Pembunuhan 31 Pekerja di Papua Pelanggaran ...
Sebanyak 24 orang pekerja Proyek Istaka Karya yang sedang membangun jembatan di Kali Yigi dan Aurak, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua diduga dibunuh kelompok bersenjata, pada 2 Desember 2018. Kepolisian Daerah Papua menyatakan hingga Senin, 3 Desember 2018, pukul 22.35 sebanyak 24 orang yang tewas identitasnya diketahui.
Delapan orang sempat menyelamatkan diri ke rumah seorang anggota DPRD. Namun, delapan orang itu dijemput oleh kelompok bersenjata. “Tujuh di antaranya dibunuh, satu orang kabur dan belum ditemukan,” kata Kepala bidang Humas Polda Papua Komisaris Besar Ahmad Musthofa Kamal, Selasa, 4 Desember 2018.
Baca: Kronologi Pembunuhan di Papua, Pekerja ...
Moeldoko mengutuk pembunuhan itu. "Ini aksi terorisme, warga sipil bekerja untuk meningkatkan kesejahteraan Papua justru menjadi korban kebiadaban."
Moeldoko mengatakan pembunuhan itu bukan sekedar dilakukan aksi kelompok kriminal bersenjata. Tetapi, sudah bisa dikatakan sebagai sebuah gerakan Organisasi Papua Merdeka. Ia mengimbau agar jangan ada sebuah standar ganda yang diterapkan atas perilaku itu.
Simak: Evakuasi Korban Pembunuhan Papua, TNI ...
Ia mengatakan sangat tidak imbang jika ada peristiwa kecil yang dilakukan aparat keamanan, diekploitasi besar-besaran. Tapi ada puluhan nyawa korban, diperlakukan seolah-olah tidak terjadi apa-apa. “Ini sungguh tidak imbang," kata Moeldoko.