TEMPO.CO, Jakarta - SETARA Institute mengutuk insiden pembunuhan terhadap 24 pekerja PT Istaka Karya yang diduga dilakukan oleh kelompok bersenjata di Nduga, Papua. "Tindakan itu tidak saja inhuman, tapi juga memberikan efek domino rasa takut di kalangan pekerja dan warga," ujar Wakil Ketua SETARA Institute Bonar Tigor Naipospos melalui keterangan tertulis, Rabu, 5 Desember 2018.
Bonar menilai, rasa takut yang timbul dapat menganggu program pembangunan dan infrastruktur yang saat ini tengah didongkrak pemerintah.
Baca: Kronologi Pembunuhan di Papua, Pekerja ...
SETARA, kata Bonar, mendesak aparat keamanan seperti TNI-Polri serta pemerintah agar serius menangani insiden ini. "Untuk mengembalikan tertib sosial dan keamanan. Khususnya di Distrik Yigi dan di area pelaksanaan proyek pemerintah," ujar dia.
Meski begitu, Bonar mengingatkan agar TNI-Polri bisa tetap bertindak proporsional dengan menggunakan pendekatan sipil berbasis sistem hukum pidana dalam menangani kasus ini. Aparat, kata Bonar, hendaknya tidak mengambil langkah berlebihan yang dapat memperburuk situasi keamanan, baik aktual maupun persepsional.
Baca: 4 Korban Penembakan di Papua Ditemukan ...
Bonar mendesak pemerintah mencari formula penyelesaian politik di Papua. Sebab, jika tidak maka perlawanan dari kelompok bersenjata akan terus meningkat. Adapun Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, kata dia, harus menyadari bahwa pembangunan infrastruktur dan peningkatanan kesejahteraan ekonomi masyarakat Papua tidaklah cukup apabila tidak dibarengi penghormatan dan rekognisi atas hak-hak dasar masyarakat Papua.
"Dalam konteks itu, penyelesaian pelanggaran HAM masa lalu serta yang terjadi pada dan pascapemerintahan Soeharto menjadi prasyarat mendesak," ucap Bonar.
Simak: Evakuasi Korban Pembunuhan Papua, TNI ...
Penembakan dilakukan oleh kelompok bersenjata terhadap para pekerja proyek PT Istaka Karya pada 2 Desember 2018 sekitar pukul 15.30 di Kali Yigi dan Kali Aura Distrik Yigi Kabupaten Nduga. Sejauh ini, dilaporkan ada 24 orang pekerja yang meninggal akibat penembakan oleh kelompok bersenjata.
Sebelumnya, sebanyak 31 pekerja proyek jalan Trans Papua yang sedang bekerja membangun jembatan di Kali Yigi dan Kali Aurak, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua diserang oleh kelompok bersenjata. Beberapa orang berhasil menyelamatkan diri namun ada juga yang belum diketahui keberadaannya.