TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Kepala Dinas Penerangan Daerah Militer XVII/Cendrawasih Letnan Kolonel Infanteri Dax Sianturi mengungkap asal senjata yang digunakan kelompok bersenjata untuk membunuh para pekerja proyek pembangunan jembatan di Papua.
Baca juga: Berikut Nama 24 Pekerja Jalan Trans Papua yang Diduga Dibunuh
"Asal senjata Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata dari hasil rampasan mereka saat menyerang pos-pos TNI dan Polri selama beberapa tahun terakhir," ujar Sianturi melalui pesan singkat kepada Tempo, Selasa, 4 Desember 2018.
Sebanyak 31 orang pekerja proyek jalan Trans Papua yang sedang bekerja membangun jembatan di Kali Yigi dan Kali Aurak, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua, diduga dibunuh kelompok bersenjata. Pembunuhan terjadi pada Senin malam, 3 Desember 2018.
Berdasarkan keterangan Polda Papua, hingga Senin malam pukul 22.35 WIT, sebanyak 24 orang lebih dulu dibunuh. Setelah itu, sebanyak 8 orang sempat melarikan diri ke rumah seorang anggota DPRD. Namun, delapan orang itu dijemput oleh kelompok bersenjata. Tujuh di antaranya dibunuh, satu orang melarikan diri dan belum ditemukan.
Sianturi mengatakan diduga kuat dalang pembunuhan 31 pekerja PT Istaka Karya di Nduga, Papua merupakan kelompok bersenjata pimpinan Egianus Kogoya. Meski begitu, ia belum bisa memastikan jumlah korban akibat penyerangan ini. Sebab, pasukan gabungan TNI-Polri belum tiba di lokasi yang diduga menjadi lokasi pembunuhan. "Jadi belum bisa kami pastikan sebelum mendapat bukti otentik," katanya.
Baca juga: Kronologi Pembunuhan 31 Pekerja Proyek Jembatan di Nduga, Papua
Kelompok Egianus dikenal kerap melakukan serangkaian serangan penembakan di wilayah Papua. Egianus diketahui pernah menyandera belasan guru dan tenaga kesehatan di wilayah Mapenduma, Nduga pada bulan Oktober 2018 kemarin.
Sampai saat ini, pihak kepolisian bersama dengan TNI sedang memastikan keberadaan para korban di dua tempat tersebut yaitu Kali Yigi dan Kali Aura. Berdasarkan informasi yang dihimpun korban tewas diduga sebanyak 31 orang.