TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi membantah pernyataan calon presiden, Prabowo Subianto, yang menyebut korupsi di Indonesia sudah stadium 4.
Baca juga: Jokowi Gendong Anak Difabel di Hari Penyandang Disabilitas
"Kalau bicara pakai angka-angka. Seperti tadi yang disampaikan Pak Ketua KPK tadi itu angka-angka. Pakai angka, pakai data," kata Jokowi dalam acara Hari Anti Korupsi Sedunia di Hotel Bidakara, Selasa, 4 Desember 2018.
Saat berpidato di Singapura beberapa waktu lalu, Prabowo menyindir para elite pemerintahan Indonesia yang sarat korupsi dan suap menyuap. Dalam The World in 2019 Gala Dinner di Hotel Grand Hyatt, Prabowo mengatakan korupsi di Indonesia sudah seperti kanker stadium empat. Menurut Prabowo, pernyataannya itu berdasarkan data Komisi Pemberantasan Korupsi.
Jokowi mengatakan, berdasarkan data Corruption Perception Index (CPI) yang disampaikan Ketua KPK Agus Rahardjo, skor CPI Indonesia tumbuh paling tinggi di Indonesia sejak 1998 hingga 2018. Menurut Jokowi, peningkatan skor CPI Indonesia sangat signifikan karena pernah menjadi yang paling rendah di antara negara ASEAN.
"Sekarang sudah naik menjadi indeks korupsi kita di angka 37 patut disyukuri. Jangan sampai ada yang menyampaikan bahwa korupsi kita stadium 4. Ndak ada, kenaikannya seperti itu," kata dia.
Menurut Jokowi, memang masih banyak yang perlu diperbaiki dalam upaya pencegahan korupsi. Namun, kata dia, masyarakat juga jangan sampai tutup mata atas prestasi peningkatan skor CPI.
Baca juga: Ditanya Kasus Penganiayaan Novel Baswedan, Begini Jawaban Jokowi
Ketua KPK Agus Rahardjo sebelumnya menyampaikan bahwa CPI sudah dipakai secara internasional sebagai indikator keberhasilan pencegahan dan penindakan korupsi. Pada 1998, kata Agus, skor CPI Indonesia saat itu hanya 20. Sehingga menjadi negara yang skor CPI terendah di antara negara-negara Asia Tenggara.
Dalam perkembangannya, Agus melihat keberhasilan pencegahan dan penindakan korupsi di Indonesia masih belum ideal seperti yang diinginkan. Namun, berdasarkan rilis Transparency International, Indonesia mendapatkan skor 37. "Memang dua tahun lalu juga 37, tapi dibanding banyak negara, Malaysia turun, Filipina turun," kata Agus.