TEMPO.CO, Jakarta - Cendekiawan Ahmad Syafii Maarif alias Buya Syafii bertemu calon Wakil Presiden Sandiaga Uno di Perumahan Nogotirto, Sleman, Yogyakarta pada Minggu, 2 Desember 2018. Usai pertemuan itu, Sandiaga menjelaskan wejangan yang dari Buya Syafii, yaitu Pilpres 2019 berjalan damai, sejuk, dan bebas dari gontok-gontokan.
Baca juga: Buya Syafii: Agama Jangan Dijadikan Kendaraan Politik
Saat Sandiaga sedang menjelaskan soal pesan itu, Buya Syafii tiba-tiba ikut menimpali pernyataan Sandi. "Pilpres itu nggak perlu perang Baratayuda," ujar Buya disambut tawa oleh Sandi.
Pernyataan Buya Syafii kepada Sandi itu seolah menyindir pernyataan Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais yang baru-baru ini mengibaratkan Pilpres 2019 tak ubahnya pertarungan Baratayuda atau perang saudara antarkeluarga keturunan dewa dan bencana maha dahsyat Armagedon.
Namun ketika disinggung lebih lanjut soal pilpres yang diibaratkan perang Baratayuda, Buya Syafii tak lagi mau melanjutkannya. "(Pilpres yang diibaratkan perang Baratayuda) itu kan bukan istilah saya, sudahlah, pahami sendiri," ujar Buya Syafii seraya tersenyum.
Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah itu menilai, panas tidaknya kontestasi pilpres sangat bergantung pada para elite politik yang bermain di dalamnya. "Kalau elitenya ngompor-ngompori terus, kalau diikutin nggak sehat, dan itu akan melelahkan," ujar Buya.
Baca juga: Buya Syafii: Fatwa MUI Jangan Dijadikan Pedoman Negara
Buya Syafii sendiri mengapresiasi langkah Sandiaga yang menurutnya sudah mengarahkan agar pemilu legislatif dan pilpres berjalan damai. "Jadi semua calon harus secara jujur dan bersungguh-sungguh berkepentingan membela bangsa ini, merajut lagi tenun kebangsaan itu, wong bersatu saja bisa kalah apalagi tercerai berai," ujar Buya.