Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Policy Institute: Hanya 11 Persen Anak Muda Mau Jadi Politikus

Reporter

image-gnews
Presiden Joko Widodo atau Jokowi, saat bersilaturahmi dengan Peserta Kongres Indonesia Millenial Movement Tahun 2018 di Istana Bogor, Jawa Barat, Senin 12 November 2018. Indonesia Millennial Movement merupakan sebuah forum yang mempertemukan anak muda bangsa dari beragam suku, agama, ras dan antar-golongan. TEMPO/Subekti.
Presiden Joko Widodo atau Jokowi, saat bersilaturahmi dengan Peserta Kongres Indonesia Millenial Movement Tahun 2018 di Istana Bogor, Jawa Barat, Senin 12 November 2018. Indonesia Millennial Movement merupakan sebuah forum yang mempertemukan anak muda bangsa dari beragam suku, agama, ras dan antar-golongan. TEMPO/Subekti.
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti dari The Political Literacy Institute, Muhammad Rosit, mengatakan saat ini hanya sekitar 11 persen anak muda yang mau menjadi politikus. Angka yang ditemukannya dari salah satu lembaga survei ini, ia pahami sebagai tingginya sikap apatis anak muda sekarang ini terhadap dunia politik.

Rosit memperkirakan hal ini terjadi karena politik masih diidentikkan dengan hal-hal berbau kotor dan serba curang. Rosit meyakini solusi mengubah citra politik bagi anak muda adalah melakukan merancang ulang citra kancah politik. "Sekarang bagaimana mendesain ulang politik Indonesia sehingga menarik milenial," ujarnya dalam acara Diskusi Akhir Tahun dengan tema Prospek Politik Kaum Muda, di Litera Cafe, Ciputat, Tangerang Selatan, Jumat, 30 November 2018.

Baca: Pengamat: Tanpa Karakter, Generasi Milenial Jadi Politikus Busuk

Rosit mengatakan, citra politik kian runyam karena tidak ada diskursus politik yang memadai di ruang publik. Istilah-istilah yang bertebaran menuju Pilpres 2019, seperti politikus sontoloyo, politikus genderuwo dan tampang Boyolali, kata Rosit, memperkeruh ruang publik hingga akhirnya menjauhkan substansi pendidikan politik, yang seharusnya menjadi tujuan utama dari masa kampanye.

Menurut data The Political Literacy Institute, setiap pemilu jumlah pemilih pemula berjumlah cukup signifikan. Pada 2004, terdapat 50,05 juta orang, pada 2009 ada 36 juta orang dan pada 2014 ada 40 juta orang pemilih pemula. Pada 2019 diperkirakan angka pemilih pemula akan lebih besar lagi. Meski keberadaan pemilih pemula ini dinilai sangat penting dan strategis, menurut Rosit, namun upaya pendekatan kepada mereka masih dirasa kurang dan tidak memberdayakan.

Baca: KPK Siapkan Pendidikan Politik Bagi Politikus Muda

Rosit pun mengharapkan politikus muda yang telah terjun mampu mendekonstruksi politik Indonesia agar lebih etis dan menarik minat kaum muda harapan bangsa. Karena urusan politik mau tidak mau berkaitan dengan hajat hidup banyak orang. "Karena produk dari politik, adalah kebijakan," ujarnya.

Dua politikus muda, Faldo Maldini dari Partai Amanat Nasional (PAN) dan Tsamara Amany dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI) sepakat bahwa politikus muda wajib membawa gagasan yang memberdayakan anak muda. Menurut mereka, tak lagi relevan melabeli diri sebagai calon legislatif muda namun tak membawa program yang berpihak kepada anak muda.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Anak muda itu mau ngapain? Kita bicara soal infrastruktur digital, kita bicara soal perkembangan teknologi, soal pendidikan, itu menurut saya menarik anak-anak muda," ujar Tsamara ditemui di lokasi yang sama.

Baca: Guyon Mardani Ali Sera dan Dahnil soal Politikus Kemarin Sore

Menurut Tsamara, tak cukup dengan bergaya seperti anak muda, tanpa mau mendengarkan mereka. Ia menilai penting untuk mendengar dan berbicara soal isu-isu yang berkembang di antara anak muda.

Pengamat politik sekaligus pengurus The Political Literacy Institute, Gun Gun Heryanto membenarkan bahwas karakteristik pemilih pemula adalah resiprokal atau komunikasi dua arah. Anak muda, kata Gun Gun tidak suka dengan model kampanye linier yang berjalan satu arah. Anak muda lebih suka dilibatkan.

"Kampanye, berbicara berjam-jam sampai berbusa-busa tidak disukai. Lebih senang banyak dilibatkan dalam satu action, kegiatan, jadi lebih pada pemberdayaan komunitas," ujar Gun Gun.

Baca: Trik Buat Politikus agar Menarik Generasi Milenial di Pemilu

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Sifat yang Perlu Dimiliki Anak Muda untuk Bisa Bersaing

15 hari lalu

Ilustrasi Generasi Milenial. all-souzoku.com
Sifat yang Perlu Dimiliki Anak Muda untuk Bisa Bersaing

Ada beberapa sifat yang perlu dimiliki anak muda untuk bisa bersaing di dunia profesional. Apa saja itu?


Generasi Z dan Milenial Terbanyak Terjerat Kredit Macet Pinjol, Apa Sebabnya?

17 hari lalu

Ilustrasi Pinjaman Online. Freepix: Lifeforstock
Generasi Z dan Milenial Terbanyak Terjerat Kredit Macet Pinjol, Apa Sebabnya?

Ekonom Yusuf Wibisono angkat bicara soal akar masalah fundamental dari maraknya kredit macet Pinjol pada generasi muda.


Disebut Jadi Calon Menkumham, Berikut Profil Singkat Habiburokhman

20 hari lalu

Wakil Komandan Tim Hukum dan Advokasi TKN Prabowo-Gibran, Habiburokhman menunjukkan berkas laporan Polisi saat memberikan keterangan pers di Media Center TKN Prabowo-Gibran, Jakarta, Minggu, 21 Januari 2024. TKN memaparkan temuan 3 skenario hitam untuk menjegal Prabowo-Gibran pada Pilpres 2024 diantara lain; kecurangan yang dilakukan dengan menggunakan kekuasaan kepala daerah atau kementerian yang pejabatnya berafiliasi kepada parpol tertentu dan isu pemakzulan Presiden Jokowi. TEMPO/M Taufan Rengganis
Disebut Jadi Calon Menkumham, Berikut Profil Singkat Habiburokhman

Habiburokhman adalah seorang politikus Partai Gerindra kelahiran 17 September 1974 asal Lampung.


Hasil Survei Ini Ungkap Perbedaan Pilihan Kelompok Gen Z dan Gen X saat Berlibur, Termasuk Soal Motivasi dan Bikin Rencana

32 hari lalu

Ilustrasi liburan (freepik.com)
Hasil Survei Ini Ungkap Perbedaan Pilihan Kelompok Gen Z dan Gen X saat Berlibur, Termasuk Soal Motivasi dan Bikin Rencana

Hasil survei: wisatawan Indonesia dari kelompok Gen Z dan milenial lebih banyak memutuskan untuk berlibur karena ingin menghilangkan stres.


Prudential Indonesia Luncurkan Asuransi Jiwa PRUFuture, Targetkan Milenial dan Gen Z

35 hari lalu

(Dari kiri) Head of Corporate Communication Prudential Indonesia, Dewi Mayasari; Chief Customer and Marketing Officer Prudential Indonesia, Karin Zulkarnanen; Head of Product Design, dan Junaedy Aries Wijaya, dalam acara media briefing di Seribu Rasa, Jakarta Selatan, Kamis, 22 Februari 2024. TEMPO/Defara Dhanya
Prudential Indonesia Luncurkan Asuransi Jiwa PRUFuture, Targetkan Milenial dan Gen Z

Prudential Indonesia pada awal tahun ini telah meluncurkan Asuransi Jiwa PRUFuture. Produk ini merupakan perlindungan jiwa jangka panjang.


Inilah 5 Poin Pidato Kemenangan Gibran di Istora Senayan

43 hari lalu

Inilah 5 Poin Pidato Kemenangan Gibran di Istora Senayan

Setidaknya ada lima poin yang disampaikan Gibran saat menyampaikan pidato kemenangan di Istora Senayan pada Rabu malam, 14 Februari 2024.


Terkini: Prabowo Sebut yang Bilang Makan Siang dan Susu Gratis Tidak Penting Bukan Orang Waras, Anies Singgung Sandwich Generation

47 hari lalu

Calon Presiden dan Wakil Presiden Nomor Urut 02, Prabowo-Gibran menyapa para pendukungnya saat kampanye akbar di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, Sabtu, 10 Februari 2024. REUTERS/Kim Kyung-Hoon
Terkini: Prabowo Sebut yang Bilang Makan Siang dan Susu Gratis Tidak Penting Bukan Orang Waras, Anies Singgung Sandwich Generation

Prabowo kembali menegaskan komitmen mereka untuk menjalankan program pamungkasnya, menyediakan makan siang dan susu gratis untuk anak-anak.


Anies Singgung Sandwich Generation: Kami Hadir Membukakan Pintu

47 hari lalu

Calon presiden dan calon wakil presiden Indonesia nomor urut 01 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar tiba untuk menjalani kampanye akbar di Jakarta International Stadium (JIS), Jakarta, Sabtu, 10 Februari 2024. Dalam pidatonya, Anies mengungkapkan alasan mengapa JIS dipilih sebagai lokasi kampanye akbar. Menurutnya tempat ini dipilih karena ini adalah mahakarya yang dibangun 100% oleh keringat orang Indonesia, yang dilahirkan oleh ibu-ibu Indonesia, yang dididik pendidikan Indonesia, dan melahirkan karya yang memesona dunia. Anies pun menegaskan setiap pendukung yang hadir di JIS merupakan orang-orang yang menginginkan perubahan. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Anies Singgung Sandwich Generation: Kami Hadir Membukakan Pintu

Calon presiden (Capres) Nomor urut 1, Anies Baswedan, menyinggung soal banyaknya anak-anak muda yang memiliki cita-cita tinggi di Indonesia tapi....


Gibran Sebut Hilirisasi Digital Bisa Ciptakan 19 Juta Lapangan Kerja

27 Januari 2024

Cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka menyapa beberapa penonton Konser Dewa 19 Bersama Indonesia Maju yang digelar di De Tjolomadoe, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Kamis malam, 25 Januari 2024.TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Gibran Sebut Hilirisasi Digital Bisa Ciptakan 19 Juta Lapangan Kerja

Cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka mengatakan bahwa hilirisasi digital bisa menciptakan 19 juta lapangan kerja untuk semua kalangan.


Gelar Nusantara Fair 2024, Otorita IKN Ingin Gaet Anak Muda

27 Januari 2024

Pengunjung tengah melihat pameran Nusantara Fair di Mall Kota Kasablanka, Jakarta, Jumat 26 Januari 2024. Nusantara Fair 2024 yang akan diselenggarakan selama tiga hari pada 26-28 Januari 2024. TEMPO/Tony Hartawan
Gelar Nusantara Fair 2024, Otorita IKN Ingin Gaet Anak Muda

Nusantara Fair 2024 merupakan salah satu upaya memperluas informasi pembangunan IKN.