TEMPO.CO, Jakarta - Sekitar 50 anggota ormas Pemuda Pancasila dan Forum Komunikasi Putra-Putri Purnawirawan TNI/Polri (FKPPI) mendatangi asrama mahasiswa Papua di Jalan Kalasan, Surabaya, Jumat, 30 November 2018.
Baca juga: Polri-TNI Tangkap 8 Orang Beserta Ratusan Amunisi di Papua
Mereka mendesak agar mahasiswa Papua tidak berunjuk rasa dengan membawa isu Papua Merdeka, Sabtu, 1 Desember 2018 di Surabaya. Massa hanya memasang dua spanduk bertuliskan Arek Suroboyo Menolak & Siap Melibas Gerakan Sparatis, dan Tangkap Provokator yang Berusaha Pecah Belah NKRI.
Usai memasang spanduk di pagar asrama, massa pergi ke Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya untuk beraudiensi. "Kami minta polisi melarang aksi mahasiswa Papua," kata Ibrahim da Silva dari FKPPI Jawa Timur.
Menurut Ibrahim rencana demonstrasi mahasiswa Papua di Surabaya pada 1 Desember telah dia dengar. Ibrahim mengaku tak mempermasalahkan demo yang rencananya digelar di monumen Gubernur Soerjo dan monumen kapal selam. "Asal tak mengusung isu Papua Merdeka," katanya.
Bila mahasiswa ngotot, Ibrahim berujar tak segan berkeras menghadang. Massa Pemuda Pancasila, FKPPI dan elemen lain, kata dia, bakal mengusir mahasiswa Papua dari lokasi unjuk rasa. "Silakan demo di Papua sana, jangan bermain isu kemerdekaan di Surabaya," katanya.
Baca juga: Tito Karnavian Sebut Papua Masih Jadi Daerah Rawan di Pemilu 2019
Pengacara Aliansi Mahasiswa Papua Veronica Koman mengatakan massa tak punya hak melarang demo mahasiswa Papua. Kalau FKPPI dan kawan-kawan akan demo kontra Papua Merdeka boleh. "Tapi jangan melarang pihak lain menyampaikan aspirasi," kata Veronica.
Dia meminta polisi bertindak adil dalam mengamankan unjuk rasa dari semua warga. Ihwal isu Papua Merdeka yang akan diusung mahasiswa, Veronica berujar hal itu bagian dari hak warga Papua memperingati identitasnya. "Selama Papua masih dalam bingkai NKRI," kata dia.