TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mendukung pelaporan terhadap Muhammad Bahar bin Smith, dai yang dilaporkan menghina Presiden Joko Widodo atau Jokowi ke Polda Metro Jaya.
Baca: Moeldoko Imbau Panitia Pikir Ulang Kegiatan Reuni Akbar 212
"Iya dong. Harus itu. Itu seorang ulama berbicara seperti itu. Saya secara pribadi mengutuk itu," kata Moeldoko di Kantor Presiden Jakarta, Kamis, 29 November 2018.
Moeldoko mengatakan seorang ulama semestinya menjadi panutan karena tutur kata dan perilakunya yang baik. Namun, setelah melihat video ceramah Bahar yang viral itu, Moeldoko pun heran. Sebab, kata dia, tak seharusnya seorang kepala negara diperlakukan seperti itu. "Sebagai pribadi, saya enggak respect," ujarnya.
Muhammad Bahar bin Smith dilaporkan sejumlah kelompok yang menamakan diri "Jokowi Mania DKI Jakarta" ke Polda Metro Jaya. Menurut mereka, Bahar telah melecehkan simbol negara di luar batas kewajaran seorang penceramah atau dai.
"Bagaimana pun juga kita memang bebas berpendapat, tapi bukan bebas menghina," kata Rahmat, Ketua DPD Jokowi Mania DKI Jakarta di Polda Metro Jaya, Rabu 28 November 2018.
Baca: Prabowo Sebut Korupsi Indonesia Stadium 4, Ini Tanggapan Moeldoko
Dalam pelaporannya, Rahmat menyertakan sebuah video ceramah Bahar berdurasi 60 detik sebagai alat bukti. Dalam video tersebut, pada detik ke-7 hingga 15, Bahar mengucapkan kata-kata sebagai berikut: "Kamu kalau ketemu Jokowi, kalau ketemu Jokowi, kamu buka celananya itu, jangan-jangan haid Jokowi itu, kayaknya banci itu."
Menurut Rahmat, menghina presiden dengan mengatakan banci atau haid adalah ucapan yang kurang logis dari seorang da'i seperti Bahar bin Smith. "Kami dari relawan Jokowi Mania, kami satukan tekad, kami beranikan diri, kami fight untuk melaporkan Habib Bahar bin Smith," ujar dia.
Video Bahar yang dijadikan alat bukti tersebut direkam pada 17 November 2018 dalam acara peringatan Maulid Nabi di Darussalam Satu, Batuceper, Tangerang. Dalam laporannya, Rahmat menuntut Bahar dengan pasal penghinaan simbol negara dan ujaran kebencian.