TEMPO.CO, Jakarta - Survei Badan Nasional Penanggulangan Terorisme atau BNPT menunjukkan kearifan lokal efektif menangkal penyebaran paham radikal. Sebanyak 63,60 persen responden survei percaya bahwa kearifan lokal bisa menangkal radikalisme.
"Kearifan lokal diyakini sebagai kekuatan kontrol sosial. Skornya tinggi," kata Kepala BNTP Suhari Alius saat ditemui di Jakarta Selatan, Kamis 29 November 2018.
Baca: JK Yakin Mampu Atasi Penceramah Terpapar ...
Namun dari survei itu BNPT menemukan pengetahuan kearifan lokal masyarakat relatif masih rendah, yaitu 30, 09 persen. Hal ini menunjukkan bahwa kearifan lokal pada masyarakat hanya sebatas kepercayaan. Padahal, kata Suhari, responden survei yang dilakukan pada Januari hingga Oktober 2018 merupakan akademisi seluruh provinsi Indonesia, sebanyak 14.400 responden.
Menurut Suhari, rendahnya pengetahuan kearifan lokal itu sejalan dengan sosialisasi kearifan lokal oleh pemerintah yang juga rendah. "Kearifan lokal sebagai nilai belum sepenuhnya diimplementasikan dalam kehidupan masyarakat, meski dipercaya efektif menangkal radikalisme," ujarnya.
Baca: BIN: Penyebaran Radikalisme di Masjid ...
Suhari mengatakan BNPT telah menyusun beberapa langkah dalam menanggapi temuan itu. Di antaranya dengan mengiventarisasi dokumen-dokumen kearifan lokal dalam kemasan yang lebih menarik. "Redefinisi, reformulasi lagi agar kearifan lokal kembali menjadi nilai sepenuhnya bagi masyarakat."