TEMPO.CO, Jakarta-Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani mengatakan pendidikan menjadi salah satu faktor untuk mengurangi kekerasan berbasis gender, khususnya perempuan.
"Yang penting adalah, menurut saya, pendidikan. Bahwa perempuan harus diberi kesempatan mendapatkan pendidikan sama dengan laki-laki," kata Puan saat ditemui Tempo di kantornya, Senin, 26 November 2018.
Baca: Menko Puan Evaluasi 4 Tahun Revolusi Mental: Enggak Bisa Instan
Puan menuturkan pendidikan kepada perempuan bertujuan agar memiliki wawasan yang luas. Perempuan, kata Puan, harus diberdayakan untuk bisa melakukan hal-hal yang tidak dianggap sebelah mata. Sebab, kata dia, masalah kekerasan berbasis gender, apalagi kekerasan seksual, terjadi bukan karena pakaian yang dikenakan perempuan. Tetapi perasaan superior dari pelaku.
"Ini bukan masalah baju atau apa yang kita pakai. Tapi pikiran maskulin ini, merasa superior. Jadi boleh saja seolah-olah perempuan tunduk atau takluk sama yang maskulin," ujarnya. Menurut Puan pendidikan penting, bukan masalah kesetaraan gender. "Kita proposional sesuai dengan apa yang kita mampu lakukan sebagai perempuan dan laki."
Selain mencegah kekerasan berbasis gender, pendidikan untuk perempuan juga bisa berdampak pada kasus pernikahan dini. Sebab, kata Puan, perempuan dengan wawasan yang luas semestinya tidak akan mau melakukan pernikahan dini karena tahu akan bahaya kesehatan dan mentalnya.
Simak: Kapolri Beri Penghargaan Bintang Bhayangkara kepada Puan Maharani
"Sampai saat ini masih ada pro kontra mengenai perkawinan. Pertama, anak perempuan yang diperbolehkan umur 16. Padahal secara fisik dan mental, anak perempuan umur 16 itu belum selesai fisik dan mentalnya," katanya.
Puan berharap para perempuan setidaknya mendapatkan pendidikan hingga jenjang menengah atas. Puan juga mengajak seluruh pihak untuk berkontribusi dalam memastikan pendidikan terhadap perempuan di seluruh pelosok daerah.