TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani berharap program revolusi mental dilanjutkan oleh siapa pun yang akan memerintah di masa mendatang tak terbatas pada masa pemerintahan Joko Widodo periode 2014-2019. "Sampai seterusnya, kita kan enggak tahu pemimpin nasional kita nanti siapa," kata Puan kepada Tempo di kantornya, Jakarta, Senin, 26 November 2018.
Revolusi mental adalah salah satu program unggulan pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Di masa kepemimpinan yang sudah lewat empat tahun ini, diakuinya masih banyak hal yang perlu dibenahi.
Baca: Revolusi Mental di Balik Tanaman Sorgum
Puan tak membantah revolusi mental kerap menuai kritik, termasuk dari kubu oposisi yang menilai program itu belum maksimal. Menurut politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ini, perjuangan mengubah karakter suatu bangsa tak bisa dilakukan secara instan apalagi baru dilakukan empat tahun. “Mengubah satu kebiasaan seseorang saja enggak mungkin bisa berjalan instan."
Salah satu lawan politik yang pernah mengkritik revolusi mental ialah Ketua Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono. Dalam pidatonya di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta pada Sabtu, 9 Juni lalu, AHY mempertanyakan program revolusi mental di tengah gempuran proyek infrastruktur Jokowi. "Ketika pemerintah saat ini berhasil membangun ribuan kilometer jalan, ratusan jembatan, dan proyek infrastruktur lainnya, lantas kita patut bertanya, apa kabar revolusi mental?" kata AHY ketika itu.
Baca: Belajar Revolusi Mental dari Para Tokoh Inspiratif
Meski begitu, Puan mengaku optimistis gerakan revolusi mental sudah berjalan. Dia membeberkan sejumlah alasan, di antaranya terselenggaranya Asian Games dan revitalisasi Sungai Citarum.
Dalam berbagai kesempatan, Puan menyebut kesuksesan Asian Games merupakan salah satu wujud revolusi mental. Menteri yang juga membawahi bidang pemuda dan olahraga ini mengaku terharu dengan ketertiban para pengunjung yang datang menyaksikan perhelatan empat tahunan yang digelar di Indonesia pada 18 Agustus-2 September lalu. "Semua orang antre, enggak ada yang rebutan. Juga relatif bersih dari sampah," ujar Puan.
Simak: Rakernas GNRM, Revolusi Mental adalah Aksi ...
Contoh lain yang dinilainya sebagai implementasi revolusi mental di antaranya adalah pembangunan infrastruktur agar tak macet, mudahnya pelayanan publik, dan laporan perkembangan kinerja kementerian. "Apa pun namanya, dari tidak baik menjadi baik ya menurut saya itu revolusi mental."