TEMPO.CO, Palu - Sejumlah donatur dan organisasi nirlaba dan komersil turun tangan membantu pembangunan hunian tetap (huntap) untuk para korban tsunami dan likuefaksi Palu yang terjadi pada saat gempa Palu, Sulawesi Tengah, pada 28 September 2018. Wali Kota Palu Hidayat mengatakan saat ini masterplan untuk hunian itu sudah dirancang, pembangunanya ditargetkan mulai pada Februari tahun depan.
Baca: Pemerintah Bangun Hunian Tetap Korban Gempa Palu di Tiga Lokasi
Hingga saat ini, Hidayat mengatakan, sudah ada empat ribu hunian tetap yang dijanjikan. "Seperti Budha Suci, dua ribu huntap," ujarnya saat dihubungi Tempo, Kamis, 22 November 2018.
Bencana alam yang terjadi di Palu mengakibatkan lebih dari 10.500 keluarga terpaksa tinggal di pengungsian. Namun data itu masih divalidasi lagi. Pemerintah Kota Pali akan memisahkan korban gempa bumi dari data tersebut.
Hidayat mengatakan, pembangunan huntap nantinya diprioritaskan untuk para koban tsunami dan likuefaksi pada 28 September 2018 itu. Likuifaksi secara sederhana adalah proses hilangnya kekuatan tanah, daya dukung tanah, karena proses pencairan atau pembuburan akbait efek guncangan gempa bumi.
Baca: Pemerintah Kota Palu Petakan 24 Titik Alternatif Hunian Sementara
"Keluarga terdampak gempa bumi itu ada tanahnya, tapi rumahnya roboh, atau rusak berat. Kemungkinan yang bakal relokasi yang likuefaksi dan tsunami," kata dia.
Sebelumnya, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono mengatakan hunian tetap korban gempa di Sulawesi Tengah, akan dibangun di tiga lokasi. Dua di antaranya ada di Kota Palu yakni Kelurahan Duyu dan Kelurahan Tondo.