TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar mengungkap kronologi penyelenggaraan kegiatan Apel dan Kemah Pemuda Islam Indonesia yang saat ini tengah dipersoalkan kepolisian.
Baca juga: Pemuda Muhammadiyah Kembalikan Uang Rp 2 M karena Harga Diri
Menurut dia rencana menggelar acara tersebut pertama kali dicetuskan oleh Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi pada September 2017 lalu. "Pak Imam Nahrawi itu mengundang saya lewat telepon untuk ke rumah beliau, untuk diskusi. Begitu saya datang, ternyata sudah ada Gus Yaqut, Ketua Umum GP Ansor," kata Dahnil di Kantor Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya pada Jumat malam, 23 November 2018.
Mereka pun berdiskusi ihwal kekhawatiran Imam terkait adanya potensi konflik horizontal dengan isu-isu anti-Pancasila, intoleransi, serta tudingan pemerintah Presiden Joko Widodo alias Jokowi anti-Islam, serta kriminalisasi ulama. Imam, kata Dahnil, kemudian meminta saran kepada dia dan Gus Yaqut untuk membuat situasi menjadi lebih kondusif.
Dari situ tercetuslah rencana menggelar acara yang difasilitasi oleh Kemenpora dengan melibatkan GP Ansor dan Pemuda Muhammadiyah. Dahnil tak langsung mengiyakan. Ia mengatakan perlu berkonsultasi terlebih dahulu dengan seluruh Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah dan PP Muhammadiyah.
Juru bicara pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno itu pun baru menerima tawaran itu pada Oktober. "Bapak Haedar Nashir (Ketua Umum PP Muhammadiyah) menyampaikan, 'terima saja tapi tetap hati-hati. Kami takut kalian dikerjai.' Kira-kira begitu," tutur Dahnil.
Ketua PP Pemuda Muhammadiyah Ahmad Fanani akhirnya ditunjuk sebagai ketua penyelenggara kegiatan bersama GP Ansor dan Menpora yang berlangsung di Pelataran Candi Prambanan, Yogyakarta, pada 16-17 Desember 2017 itu. Fanani kemudian mengajukan proposal dana ke Kemenpora untuk memobilisasi peserta sebesar Rp 2 miliar, sementara GP Ansor mengajukan Rp 3,5 miliar.
Baca juga: Dugaan Korupsi Acara Kemah, Polisi Jadwalkan Periksa Dahnil Anzar
Dahnil Anzar mengatakan, alasan ia menyetujui tawaran Menpora semata-mata untuk membantu mendinginkan suasana serta berbagai tuduhan miring terkait isu keagamaan yang dilontarkan ke pemerintahan Jokowi. Ia pun merasa kecewa lantaran pihaknya yang paling disudutkan dalam kasus dugaan penyelewengan dana penyelenggaraan kegiatan tersebut.
Saat ini, tim dari Direktorat Kriminal Khusus Polda Metro Jaya tengah melakukan penyidikan terkait dugaan itu. Polisi telah memeriksa saksi dari pihak Kemenpora, Pemuda Muhammadiyah, dan GP Ansor. Adapun Dahnil diperiksa lantaran ia menandatangani laporan pertanggungjawaban (LPJ) yang diajukan Pemuda Muhamadiyah. Diduga terdapat penyelewengan dana dalam laporan tersebut.