INFO NASIONAL-- Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) Kemendikbud menyelenggarakan kegiatan Dukungan Psikososial bagi Guru Pendidikan Dasar Terdampak Bencana Alam Sulawesi Tengah yang dilaksanakan di dua lokasi di ibu kota provinsi, Palu, mulai tanggal 14 sampai 17 November 2018.
Kegiatan ini sebagai bentuk respon nyata kepedulian pemerintah pusat terhadap guru yang terimbas bencana gempa bumi, tsunami dan likuifaksi di Sulawesi Tengah.
Direktur Pembinaan Guru Pendidikan Dasar, Ditjen GTK, Praptono, menyatakan sebagai institusi yang memiliki salah satu tugas dan fungsi melaksanakan pembinaan guru, Ditjen GTK memandang perlu untuk melakukan tindakan nyata membantu pemulihan dampak psikososial trauma bencana bagi guru-guru SD dan SMP terdampak bencana di Kota Palu, Kabupaten Sigi dan Kabupaten Donggala.
"Kegiatan ini diharapkan akan bermuara pada pemulihan psikososial warga sekolah secara keseluruhan," kata Praptono.
Pasca gempa bumi 7.4 SR yang diikuti oleh tsunami dan likuifaksi pada 28 September 2018, sebagian besar sektor kehidupan, ekonomi, kesehatan, sampai ke pemerintahan di tiga wilayah tersebut bisa dikatakan mengalami kelumpuhan. Yang tidak kalah penting, dampak psikologis yang terjadi terhadap guru Pendidikan dasar dalam bentuk perasaan trauma dapat menimbulkan efek yang berkepanjangan yang dapat mempengaruhi proses kehidupan bermasyarakat.
Untuk mengatasi dampak psikologis dan sosial kejadian bencana yang dialami oleh guru, khususnya di jenjang SD dan SMP, diperlukan suatu pendekatan khusus yang berbeda dengan penanganan terhadap dampak bencana secara umum, salah satunya kegiatan dukungan psikososial.
Kegiatan dukungan psikososial yang diselenggarakan oleh Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar melibatkan 200 orang guru SD dan 200 orang guru SMP yang merupakan perwakilan Kelompok Kerja Guru (KKG)/Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) di Kota Palu, Kabupaten Sigi dan Kabupaten Donggala.
Kegiatan psikososial untuk guru SD diselenggarakan di SMPN 14 Kota Palu. Di saat yang bersamaan, berlangsung pula kegiatan dukungan psikososial bagi guru SMP di SMPN 1 Kota Palu.
Praptono membuka secara resmi kedua kegiatan pada Rabu, 4 November 2018 pagi dengan dihadiri perwakilan dari dinas pendidikan Kota Palu, Kabupaten Sigi, Kabupaten Donggala serta Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Kemendikbud.
Selama kegiatan, peserta menerima beragam materi terkait dukungan psikososial yang disajikan oleh narasumber yang berasal dari berbagai lembaga pemerintah maupun LSM bidang Pendidikan yang sudah terlebih dahulu terjun langsung membantu penanganan korban bencana di Sulawesi Tengah.
Narasumber tersebut berasal dari Pusat Krisis Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (Puskris UI), UNICEF Indonesia, Yayasan Keluarga Peduli Pendidikan (KerLiP), Yayasan Sayangi Tunas Cilik, Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC), Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dan LPMP bersama mitranya.
Adapun dukungan psikososial yang diberikan oleh para narasumber berupa terapi psikososial, pelayanan konseling, psikoedukasi, serta penguatan-penguatan sosio psikologis lainnya.
Upaya-upaya tersebut dilakukan dengan tujuan meningkatkan kemampuan guru terdampak bencana untuk menerima dan mengolah pengalaman traumatis yang diterima. Pengalaman tersebut diubah menjadi suatu pelajaran serta mempersiapkan mereka agar dapat berfungsi kembali secara normal di lingkungan masyarakat dan satuan pendidikan tempat mengajar.
Dalam rangka menyasar guru-guru terdampak bencana yang masih belum tersentuh program psikososial, termasuk diantaranya guru-guru pendidikan dasar di Kabupaten Parigi Moutong yang juga merupakan salah satu wilayah terdampak paling parah setelah terjadinya gempa dan tsunami di provinsi Sulawesi Tengah.
Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar merencanakan pelaksanaan kegiatan serupa pada awal Desember mendatang.
“Diharapkan sedikitnya 400 orang guru SD dan SMP dapat dilibatkan dalam kegiatan dukungan psikososial bagi guru terdampak bencana Sulteng jilid dua tersebut,” ujar Praptono.
Selain di wilayah Sulawesi Tengah, direktorat yang dipimpin Praptono juga akan menyelenggarakan kegiatan dukungan psikososial bagi guru-guru yang menjadi korban bencana gempa bumi di provinsi Nusa Tenggara Barat.
Dengan mengadopsi struktur program yang telah diimplementasikan di Palu, Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar akan memberikan dukungan psikososial kepada sekitar 200 orang guru SD dan SMP yang berasal, dari Kabupaten Lombok Utara, Lombok Timur dan Sumbawa Barat. Tiga daerah tersebut mencatatkan korban jiwa dan kerusakan material terbesar pasca gempa 7 SR yang mengguncang NTB pada awal Agustus lalu. (*)