TEMPO.CO, Jakarta - Juru bicara Persaudaraan Alumni 212, Novel Bamukmin, belum dapat memastikan ada orasi politik di Reuni Akbar 212 yang akan digelar pada 2 Desember mendatang. Menurut Novel, kelompoknya masih mempertimbangkan aturan kampanye yang ditetapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Bacca: Sandiaga Belum Pastikan Kehadirannya di Reuni 212
Novel mengemukakan alasannya. Menurut dia, Monas merupakan salah satu arena yang seharusnya steril dari alat peraga kampanye. “Karena lokasinya di Monas (Monumen Nasional) dan itu daerah pos pemerintahan, kami masih berpikir ulang untuk menyampaikan hal politik,” ujar Novel kepada Tempo pada Sabtu dinihari, 24 November 2018.
Novel mengklaim kelompok 212 tidak bakal melanggar ketentuan yang ditetapkan KPU soal kampanye. Maka itu, untuk menyambut reuni akbar nanti, para penggelar Reuni 212 bakal menghelat pertemuan-pertemuan lebih dulu.
Dalam reuni itu, PA 212 memastikan bakal mengundang sejumlah musikus. Di antaranya Nissa Sabyan dan Sang Alang. Keduanya akan menampilkan aksi panggung. Adapun Sang Alang, sang penggubah lagu #2019GantiPresiden, bakal menyajikan lagu yang baru-baru ini menuai kontroversi tersebut.
Baca: Polda Metro Jaya Izinkan Reuni Akbar 212
Selain musikus, PA 212 mengundang jajaran tokoh elite mereka. Di antaranya pentolan Front Pembela Islam (FPI) Sobri Lubis. Ada pula ustaz Abdul Somad, Abdullah Gymnastiar alias Aa Gym, dan Arifin Ilham.
Menurut Novel, pada momentum kali ini, PA 212 akan mengangkat topik utama bendera tauhid sebagai isu sentral mereka. “Kami akan kibarkan 1 juta bendera kalimat tauhid. Lalu zikir doa tauziah,” ujarnya.
Bendera tauhid sempat disoalkan sekelompok orang. Bendera itu dianggap sebagai simbol ormas terlarang, yakni Hizbut Tahrir Indonesia.