TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengklaim sudah memiliki rencana untuk mengurangi sampah plastik di Indonesia. Pemerintah tengah merundingkan rencana tersebut.
Baca juga: Ini Alasan Ada Gerakan Bersama untuk Tinggalkan Sedotan Plastik
"Sudah ada rencana untuk tindakannya apa, termasuk juga disinsentif pemakaian plastik yaitu kalau memakai plastik nanti bagaimana itu sedang dibahas apa sanksinya," kata dia di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Jumat, 23 November 2018.
Tak hanya itu, pemerintah juga membahas skema pengurangan penggunaan sampah plastik. Termasuk, teknologi yang dapat digunakan untuk mengurangi sampah tersebut.
Pembahasan mengenai sampah plastik kembali mencuat usai bangkai paus sperma ditemukan di Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Di dalam perutnya, ditemukan hampir enam kilogram sampah plastik.
Sampah itu terdiri dari 115 gelas plastik seberat 750 gram, 19 plastik keras seberat 140 gram, dan empat botol plastik seberat 150 gram. Selain itu terdapat 25 kantong plastik seberat 260 gram, dua sandal jepit seberat 270 gram, satu karung nilon seberat 200 gram, serta 1.000 lebih tali rafia dengan berat 3.260 gram.
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menyebutkan Indonesia merupakan penyumbang sampah plastik terbesar kedua di dunia yang dibuang ke laut. "Sampah plastik sangat berbahaya," katanya dalam keterangan tertulis Ahad, 19 Agustus 2018.
Baca juga: Menteri Susi Pudjiastuti Kurangi Sampah, Ada Bonus Rp 100 Ribu
Mengutip data Asosiasi Industri Plastik Indonesia (INAPLAS) dan Badan Pusat Statistik (BPS), Susi menuturkan sampah plastik di Indonesia mencapai 64 juta ton per tahun. Sebanyak 3,2 juta ton di antaranya dibuang ke laut.