TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengangkat Letnan Jenderal Andika Perkasa sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) baru menggantikan Jenderal Mulyono yang memasuki masa pensiun pada Januari 2019. Direktur Imparsial, Al Araf, mengatakan pengangkatan ini bersifat politis karena ada faktor kedekatan di lingkaran presiden.
Baca: Empat Fakta soal Jenderal Andika Perkasa, KSAD Pilihan Jokowi
"Keberadaan Hendropriyono sebagai tim di lingkaran presiden yang memiliki hubungan dengan Andika tentu memberi pengaruh dalam pergantian KSAD kali ini," ujar Al Araf membalas pesan singkat Tempo, Kamis 22 November 2018.
Hendropriyono yang merupakan mantan Kepala Badan Intelejen Nasional (BIN) adalah mertua dari Andika. Menurut Al Araf, kedekatan Hendropriyono dengan presiden membantu membukakan jalan bagi menantunya.
Semakin politis, kata Al Araf, karena banyak perwira lain di TNI AD yang lebih senior ketimbang Andika. Menurut dia, TNI AD angkatan 84, 85, dan 86 banyak yang memiliki kapasitas dan senioritas untuk menduduki kursi Kasad. Menurut dia pengangkatan Andika yang masuk di angkatan 87 berimplikasi pada persoalan regenerasi dalam tubuh TNI AD.
Baca: Jejak Karier KSAD Jenderal Andika Perkasa
Pengamat militer, Muradi, tidak setuju dengan sistem urut kacang ini. Menurut dia, urut kacang itu hanya soal mekanisme. Ia menilai, yang lebih penting Panglima TNI tidak dijabat oleh angkatan lebih muda.
"Soal urut kacang itu soal mekanisme, yang penting itu panglimanya jangan lebih muda. Panglimanya kan (angkatan) 86," kata saat dihubungi pada Tempo.
Ia mengatakan Andika sudah lengkap untuk diangkat sebagai KSAD. Muradi tak memungkiri bahwa kedekatan dengan presiden menjadi salah satu faktor, bahkan faktor penentu. Apalagi, Andika sudah memenuhi kualifikasi tempur. Selain itu, seorang KSAD juga harus memenuhi kenyamanan pemerintah atau dalam hal ini presiden dan panglima.
Baca: Alasan Jokowi Pilih Andika Perkasa Jadi KSAD Ketimbang Calon Lain
Menurut Muradi, Andika juga dianggap mampu membuat matra angkatan darat menjadi lebih solid. Karena selama ini, kata Muradi, dari ketiga matra, hanya angkatan darat saja yang dianggap belum solid. Kata dia, Mulyono dianggap tidak mampu karena kurang tegas.