TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M) Nahdlatul Ulama merilis penelitian yang menyebut ada 41 masjid di lingkungan pemerintah terpapar radikalisme. Peneliti P3M NU, Agus Setia Budi, mengatakan ada tiga topik konten radikal di masjid-masjid tersebut. "Ada level rendah, level sedang, dan level tinggi," kata Agus saat dihubungi Tempo, Kamis, 22 November 2018.
Baca juga: Soal Masjid Terpapar Radikalisme, Hidayat: Seharusnya Tak Diumbar
P3M NU melakukan penelitian terhadap sejumlah masjid, 35 masjid di kementerian, 37 masjid di BUMN (Badan Usaha Milik Negara), dan 28 masjid di lembaga negara. Penelitian dilakukan pada 29 September-21 Oktober 2017, dengan merekam secara audio dan video khotbah Jumat selama periode tersebut.
Agus mengatakan ada berapa konten radikal level rendah yang sering dipaparkan di masjid-masjid ini. Konten tersebut di antaranya seperti sikap menyindir agama lain, sikap hanya kelompoknya yang benar, serta sikap negatif terhadap agama lain. "Ada juga konten radikal tingkat rendah seperti menerima sistem demokrasi tapi setuju dengan gagasan khilafah," katanya.
Pada konten level sedang, kata Agus, ada beberapa hal berbau radikal yang sering dipaparkan di masjid tersebut. Seperti, sikap terhadap agama lain, topik yang mengarah ke ujaran kebencian, serta sikap terhadap khilafah. "Sikap terhadap agama lain seperti memusuhi kelompok lain, menerima dengan terpaksa, serta menstigma agama lain," ucapnya.
Adapun, Agus mengatakan untuk konten radikal level tinggi lebih banyak didominasi topik ujaran kebencian. Topik tersebut lebih banyak berisikan hal seperti provokasi kebencian ke pemimpin nonmuslim, provokasi kaum kafir menyerang muslim, dan provokasi konspirasi Islam diserang berbagai kekuatan. "Ujaran kebencian lain juga seperti menghina orang kafir, menghina orang yang tidak percaya Allah, dan menghina orang yang ziarah kubur," tuturnya.
Baca juga: BIN Bina 50 Lebih Dai Terkait 41 Masjid Terpapar Radikalisme
Menurut Agus, tingginya gejala radikalisme di masjid-masjid kementerian, lembaga, dan BUMN ini menunjukkan kurang pedulinya pemerintah. Pemerintah, ucap dia, seharusnya dapat mengurangi dan mencegah gejala radikalisasi di masjid-masjid ini. "Pemerintah harusnya lebih peduli terhadap masjid-masjid yang membawa simbol negara seperti ini," katanya.