TEMPO.CO, Jakarta - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menerima semua konsekuensi atas sikap partainya yang tegas menolak peraturan daerah atau Perda Syariah. Menurut Sekretaris Jenderal PSI Raja Juli Antoni, partainya siap menerima tanggapan pro-kontra dari berbagai pihak mengenai hal itu demi mempertahankan visi partai untuk melawan korupsi dan intoleransi.
“Jika ada pihak tertentu tidak suka dengan ketegasan sikap kami melawan korupsi dan intoleransi, itu adalah sebuah konsekuensi logis,” ujar Raja Juli Antoni saat dihubungi Tempo pada Rabu, 21 November 2018.
Baca: PSI Diminta Tak Provokasi Masyarakat soal ...
Sikap pro-kontra atas ucapan Ketua Umum PSI Grace Natalie yang mengatakan tak akan mendukung pembuatan perda syariah dan perda Injil masih berlanjut. Grace dilaporkan ke polisi oleh Eggy Sudjana melalui Persaudaraan Pekerja Muslim Indonesia (PPMI) atas dugaan ujaran kebencian.
Tokoh ulama Sumatera Barat, Buya Gusrizal Gazahar, bahkan menyerukan agar umat Islam di Indonesia, terutama di Ranah Minang, untuk tidak memilih partai yang menolak Perda Syariah. Sikap PSI yang tegas menolak Perda Syariah ini dinilai sejumlah pengamat akan mempengaruhi elektabilitas partai dan pasangan calon presiden dan wakil presiden dukungan partai.
Baca: Grace PSI Anggap Perda Syariah Banyak ...
Menurut Sekjen PSI, politik tidak melulu soal elektoral tapi juga mengenai pendidikan politik. Ia mengakui sikap partainya tidak popular di beberapa kalangan. “Tapi kami percaya ada sekelompok anak muda yang melihat bahwa apa yang kami lakukan ini adalah bagian dari masa depan Indonesia dan masa depan mereka,” ujar Raja Juli.