TEMPO.CO, Yogyakarta - Ribuan warga memadati kompleks Masjid Gedhe Kauman Yogya untuk mengikuti prosesi puncak peringatan Maulid Nabi oleh Keraton Yogyakarta. Prosesi tersebut, Kondur Gangsa, digelar sejak Selasa petang 20 November 2018.
Baca juga:
Polisi Imbau Panitia Reuni Akbar 212 Kirim Surat Pemberitahuan
Reuni Akbar 212, Anies Baswedan Restui Digelar di Lapangan Monas
Kondur Gangsa merupakan prosesi dikembalikannya dua pusaka Gamelan Sekati milik Keraton Yogyakarta yakni Kanjeng Kyai Gunturmadu dan Kanjeng Kyai Nagawilaga. Keduanya dikembalikan ke dalam keraton setelah ditabuh di Pagongan Masjid Gedhe Kauman.
Gamelan yang dikeluarkan setiap menyambut bulan Maulid ini di masa lalu menjadi alat untuk membantu keraton dalam syiar agama Islam dan juga memperingati hari lahirnya Nabi Muhammad SAW. Prosesi Kondur Gangsa sejatinya akan diikuti dengan Garebeg Mulud Be 1952 pada Rabu (21/11). Dalam prosesi ini akan ada lima gunungan diarak dari Keraton ke sejumlah titik.
Pantauan Tempo, pada prosesi Kondur Gangsa yang juga menandai berakhirnya perayaan Pasar Malam Sekaten itu, warga sudah memenuhi Masjid Kauman sejak pukul 17.30 WIB. Raja Keraton Yogya Sri Sultan Hamengku Buwono X tampak hadir di Masjid Kauman sekitar pukul 19.30 WIB. Acara Kondur Gangsa sendiri berlangsung sekitar pukul 20.00 WIB.
Baca juga:
Longsor Kali Ancol, Anies Terima Banyak Versi Penyebab
Sebelum Kondur Gangsa, Sultan HB X melakukan prosesi menyebar udhik-udhik kepada warga di tiga titik berbeda dalam kompleks area Masjid Kauman. Udhik-udhik merupakan kumpulan pecahan uang logam, beras kuning dan biji-bijian yang menjadi lambang sedekah dari raja untuk rakyatnya. Prosesi penyebaran udhik-udhik sekaligus tanda dimulainya prosesi Kondur Gangsa.
Dengan diiringi senandung gending Raja Manggala, Sultan menyebar udhik-udhik pertama di titik Pagongan Kidul, tempat gamelan pusaka Kanjeng Kyai Gunturmadu ditabuh. Setelah itu Sultan dikawal para abdi dalem menuju Pagongan Lor tempat gamelan pusaka Kanjeng Kyai Nagawilaga ditabuh untuk menyebar udhik-udhik kedua.
Terakhir, udhik-udhik disebar di dalam area Masjid Gedhe Kauman. Usai menebar udhik-udhik, Sultan bergegas memasuki serambi Masjid Kauman kemudian turut duduk bersama para abdi dan warga demi mendengarkan bersama pembacaan risalah Nabi Muhammad.
Baca:
Satu Orang Ditangkap, Kasus Mayat dalam Drum Terungkap
Saat penyebaran udhik-udhik ada pula warga yang sempat jatuh pingsan karena berdesakan untuk mendapatkannya. Warga percaya jika mendapatkan uang koin yang disebar raja itu maka akan mendapat berkah di masa datang.
"Ada satu warga asal Bantul yang jatuh pingsan karena berebut udhik-udhik, kami sudah wanti-wanti (mengingatkan) kalau nggak kuat berdesakan jangan memaksakan diri," ujar abdi dalem Keraton Yogyakarta yang menjadi panitia Kondur Gangsa, Suhartono.