TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto mengklaim, pasangan calon presiden inkumben Joko Widodo atau Jokowi akan memberikan coattail effect atau efek ekor jas bagi semua partai pendukung, tidak hanya PDIP.
Baca: Partai Koalisi Berebut Ekor Jas Jokowi - Prabowo di Pilpres 2019
Terlebih, ujar Hasto, dari survei internal koalisinya, suara antar partai di daerah tidak saling berhimpit. Hasto mencontohkan, antara PKB dan PPP basisnya berbeda dengan PDIP dan Golkar. Lain halnya dengan kubu Prabowo Subianto - Sandiaga Uno, ujar Hasto, suara Gerindra dan Demokrat justru berhimpit.
"Dengan demikian, ketika (elektabilitas) Golkar mau naik, Demokrat mau naik, Nasdem mau naik, Gerindra harus turun," ujar Hasto Kristiyanto dalam rangkaian Safari Kebangsaan PDIP di Jawa Timur pada Ahad, 18 November 2018.
Hasto mengatakan adanya berbagai kontroversi dari kubu Prabowo-Sandi, seperti kasus Ratna Sarumpaet, juga video viral Sandiaga Uno melangkahi makam, dan berbagai kontroversi lainnya, koalisi Jokowi optimistis suara Gerindra akan turun. Sebaliknya, suara partai koalisi Jokowi menjadi naik.
Berdasarkan Survei Alvara Research Center dan Survei Populi Center yang dirilis pada Agustus dan Oktober, partai yang terlihat mengalami kenaikan elektabilitas atas pencalonan Jokowi-Ma'ruf adalah PDIP, Golkar, dan PKB. Sementara survei Partai Nasdem, PPP, Perindo, Hanura, dan PKPI cenderung menurun jika dibandingkan dari Agustus hingga Oktober. Sementara elektabilitas PSI cenderung stagnan di angka nol koma.
Baca: Erick Thohir: Saya Orang Pertama yang Mundur Kalau Jokowi Raja
Pada Jumat pekan lalu, Koordinator Bidang Pemenangan Pemilu Sumatera DPP Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia mengakui partainya tak begitu banyak mengenyam coattail effect atas pencalonan Jokowi. Menurut Doli, PDIP sebagai asal partai Jokowi, yang mengenyam banyak keuntungan.
Namun, ujar dia, Partai Golkar sejak jauh-jauh hari sadar betul akan hal itu. Sehingga partainya cukup serius mendorong Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto sebagai cawapres Jokowi, sebelum Ma'ruf Amin terpilih. "Namun, bagaimanapun saat ini keputusan politik sudah diambil. Tidak ada yang perlu disesali. Kami juga tak punya cukup waktu untuk mengeluh. The show must go on," ujar Doli.