INFO NASIONAL - Setelah hampir 50 tahun dikelola oleh Total E&P Indonesie dan Inpex, Blok Migas Mahakam terhitung sejak 1 Januari 2018 diserahkan pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral kepada Pertamina. Keberhasilan alih kelola Wilayah Kerja (WK) Mahakam ini membuktikan bahwa kemandirian dan kedaulatan pengelolaan energi mulai beralih kepada kemampuan nasional. Dalam pengelolaan Blok Mahakam, Pertamina memiliki saham 51 persen, pemerintah daerah 10 persen dan dipertimbangkan pihak lain memiliki39 persen.
Awalnya, Total E&P Indonesie dan Inpex mendapat kontrak kerja sama wilayah kerja Blok Mahakam pada 31 Maret 1967. Dalam kontrak disebutkan, perusahaan tersebut bisa mengelola Blok Mahakam untuk jangka waktu 30 tahun. Selanjutnya, kontrak diperpanjang selama 20 tahun terhitung mulai 1997 hingga 31 Desember 2017.
Terletak di delta Sungai Mahakam di Kalimantan Timur, Blok Migas Mahakam adalah situs penghasil gas terbesar di Indonesia dengan wilayah eksplorasi di lapangan Bekapai, Handil, Peciko, Tambora, Tunu , dan Sisi Nubi. Setelah 50 tahun beroperasi, produksi minyak dan gas di blok ini memang berkurang, namun jumlahnya masih sangat signifikan bagi Indonesia dan berpotensi untuk memiliki peran kuat sebagai bagian dari strategi pemerintah untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri supaya ketergantungan impor gas tidak terlalu besar.
Dalam proses peralihan sampai secara resmi mengelola, Pertamina mengklaim berhasil menekan biaya pengeboran sumur di Blok Mahakam hingga 23 persen dan mencatat waktu pengeboran lebih cepat 25 persen. Pertamina menambahkan mengucurkan anggaran lebih dari US$1,7 miliar untuk kegiatan eksplorasi, pengembangan, dan produksi pada 2018. Proses transisi penglolaan inipun telah disiapkan sejak 2015.
Berdasarkan data SKK Migas, per 2017 WK Mahakam memproduksi minyak dan kondensat sebanyak 52.000 ribu barel per hari dan 1.360 juta kaki kubik gas bumi per hari. Potensi Blok Migas Mahakam dinilai masih menjanjikan dengan cadangan terbukti per 1 Januari 2016 sebesar 4,9 TCF gas, 57 juta barel minyak, dan 45 juta barel kondensat.
Persetujuan Program Kerja dan Anggaran 2018 oleh SKK Migas menargetkan produksi PT Pertamina Hulu Mahakam bisa lebih dari 42.000 barel minyak per hari dan 916 juta kaki kubik gas bumi per hari. Angka itu ditargetkan dicapai dari 69 sumur, 132 workover sumur, 5.623 perbaikan sumur, serta Plan of Further Development (PoFD) 5 lapangan migas di WK Mahakam. Dengan pengelolaan Blok Migas Mahakam ini, Pertamina menjadi penyumbang lebih dari 30 persen produksi minyak dan gas nasional sepanjang 2018 dan berperan dalam meningkatkan penerimaan negara.
Untuk info lebih lanjut silahkan ke www.den.go.id. (*)