TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Raja Juli Antoni menyesalkan peristiwa yang menimpa Ketua Umum PSI Grace Natalie. Grace telah dua kali diserang fitnah lewat media sosial. Menurut Antoni, fitnah tersebut tak terlepas dari kentalnya budaya patriarki dalam sistem politik Indonesia.
Baca: Grace Natalie Diserang Hoax, Dulu Perselingkuhan Kini Foto Syur
"Di mana perempuan progresif, cerdas, itu tidak cukup. Tubuh perempuan kemudian dieksploitasi menjadi kelemahan," ujar Antoni saat dihubungi Tempo pada Kamis, 15 November 2018.
Pada Juni lalu, Grace diisukan berselingkuh dengan mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Sekarang ia diserang dengan foto syur yang diyakini hasil suntingan.
Isu persilingkuhan Grace dengan Ahok pertama kali muncul di akun Twitter dengan nama @Hulk_idn. Akun itu mencuitkan narasi ihwal Grace menjalin cinta dengan Ahok demi meraup dana dari sembilan taipan. Grace melaporkan @Hulk_idn dan akun lain bernama @prof.djohkhowie yang menyerang dia dengan isu yang sama.
Baca: Foto Syur Palsu Grace Natalie, PSI Lapor ke Polisi
Terbaru, Rabu siang, 14 November 2018, kuasa hukum PSI, Muannas Alaidid, melaporkan empat akun media sosial Facebook serta satu akun Instagram yang diduga mencemari nama baik serta menebar berita hoax tentang Grace Natalie. Adapun keempat akun Facebook itu bernama Srikandi Rahayu Ningsih, Rudy Hadi Saputra, Ira Adriana, Naadirah Nasution, Topan Pratama Siregar, sementara akun Instagram @achysaputra.
Menurut Muannas, kelima akun itu menyebarkan foto hasil suntingan yang seakan-akan menunjukkan Grace tengah berpose setengah telanjang. Ia mengatakan penyuntingan dilakukan dengan memasukkan wajah Grace ke dalam foto tersebut.
Baca: Di Acara Ulang Tahun PSI, Grace Natalie Sapa Jokowi dengan Bro
Menurut Antoni, untuk menghilangkan budaya patriarki ini, ruang publik harus lebih banyak dikuasai perempuan sehingga bisa lebih ramah terhadap perempuan. "Jadi orang tidak mudah dilecehkan hanya karena dia perempuan," ujar Antoni.